Suara.com - Dinas Pekerjaan Umum Nusa Tenggara Barat mengatakan ambruknya jembatan Kokok Tojang Desa Sekarteja, Lombok Timur kemungkinan diakibatkan kesalahan metode kerja. Jembatan itu ambruk pekan lalu.
"Kalau dilihat dari gambar yang kami dapatkan, jelas ada kekeliruan, mulai metode kerja, pemasangan perancah atau tiang penyangga jembatan. Sehingga saat pengecoran jembatan tiang-tiang yang terpasang tidak kuat menahan beban, sehingga ambruk," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Nusa Tenggara Barat Wedha Magma Ardi di Mataram, Rabu (15/6/2016).
Selain kekeliruan dalam metode kerja, kemudian kesalahan pemasangan tiang penyangga, kemungkinan ambruknya jembatan di sebabkan saat pengecoran lantai jembatan atau glagar dilakukan tidak bertahap, namun langsung bersamaan.
"Semestinya, sistem yang digunakan saat mengecor jembatan bertahap bukan langsung seluruh lantai jembatan dicor. Dan ini tidak dikaji oleh para tukang termasuk pengawas," ungkapnya.
Pemkot akan mengatensi Dinas PU Lombok Timur supaya jembatan tersebut segera dioperasionalkan, dengan cara menyiapkan tim khusus Bina Marga untuk membantu supervisi baik dalam perancangan pemasangan perancah serta pengawasan proses pengerjaan supaya tidak terjadi hal serupa.
"Kami sudah kirimkan tim dari Bina Marga Dinas PU Provinsi untuk membantu Dinas Pu Lombok Timur. Sehingga penyelesaikan perbaikan jembatan itu bisa dilakukan," katanya.
Proyek pembangunan jembatan tersebut tidak ada kaitan dengan pengerjaan Dinas PU Provinsi melainkan murni pengerjaan Dinas PU Kabupaten Lombok Timur. Sehingga segala proses termasuk tender urusan dinas setempat.
Hanya saja, dirinya meragukan proses tender jembatan tersebut karena kalau benar-benar dilakukan berdasarkan prosedur yang benar, pasti peristiwa itu kemungkinan tidak akan terjadi.
Di sisi lain ambruknya jembatan itu akibat ada kelalaian dalam pengawasan karena jika pengawasan dilakukan dengan maksimal, jelas tidak akan terjadi. Mengingat dalam urusan proyek konstruksi ada namanya pengawas lapangan, konsultan dan pengawas proyek.
"Tugas pengawas tersebut memastikan rekanan bekerja sesuai kontrak, Sumber Daya Manusia (SDM), material dari proyek, yang tidak kalah penting itu K3. Tetapi, rupanya aktor pengawasan terkesan kurang," jelasnya.
Sebelumnya, akibat ambruknya jembatan "Kokok" (kali) Tojang, di Desa Sekarteja, Kabupaten Lombok Timur, NTB, Selasa, sekitar pukul 15.00 WITA, sebanyak lima orang dinyatakan tewas dan lainnya mengalami luka berat.
Humas Badan SAR Nasional (Basarnas) Mataram, Ketut Cakra Negara, menyebutkan empat dari lima korban meninggal dunia berasal dari Desa Sekarteja, Kecamatan Selong, masing-masing Khairul Anwar (35), Yus (30), Mul (30), Yasir (19), sedangkan satu orang korban bernama Akmal (45) berasal dari Montong Gamang, Kabupaten Lombok Timur.
Sementara korban yang mengalami luka cukup serius sebanyak lima orang, yakni Zainul (15) warga Desa Sekarteja, Abdul kadir (17), Irfan (50), keduanya asal Pancor Kecamatan Selong, Junaidi (50) asal Majidi Kecamatan Selong, dan Edi (36) asal Penyaong, Kecamatan Masbagik. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha
-
Peran Satpol PP dan Satlinmas Dukung Ketertiban Umum dan Kebersihan Lingkungan Diharapkan Mendagri
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik
-
Sempat Copot Kepsek SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Akui Tak Bisa Kontrol Diri
-
Mendagri Dukung Penuh Percepatan Program MBG, Teken Keputusan Bersama Terkait Lokasi SPPG di Daerah