Suara.com - Pihak kepolisian mengaku penangkapan Anwar alias Rijal, napi yang kabur dari Rutan Salemba, bukan didapat dari laporan keluarganya, melainkan dari hasil penyelidikan polisi.
"Intinya, bukan keluarga melapor. Tapi ini karena hasil penyelidikan polisi yang ngejar Anwar dari hari kedua lebaran sampe hari ini," kata Kanit V Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Handik Zusen kepada wartawan, Kamis (14/7/2016).
Ia mengatakan bahwa penangkapan Anwar berkat kerja keras tim khusus yang dibentuk jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jaya. "ini murni kerja keras polisi di lapangan dari introgasi saksi dan lain-lain," tegas Kompol Handik.
Setelah Anwar dinyatakan kabur dari Rumah Tahanan (Rutan) Salemba, Jakarta Pusat, pada 7 Juli 2016, polisi, lanjut dia, langsung memantau keberadaan Anwar di sejumlah rumah keluarganya. Upaya ini bisa dilakukan lantaran, kata Handik, pihaknya telah mengantongi seluruh alamat rumah keluarga Anwar.
Informasi tentang keluarga Anwar sudah diketahui kepolisian, karena kasus pembunuhan siswi Mts berinisial AAP (12) yang dilakukan oleh Anwar sebelumnya ditangani Subdit Resmob Ditreskrimun Polda Metro Jaya.
"Memang yang nangkep awalnya kan Resmob. Jadi, resmob sudah tau siapa-siapa saja keluarganya Anwar. Nah, kita pantau itu rumah keluarganya semua," kata dia.
Sebelumnya, polisi menangkap Anwar di rumah keluarganya di kampung Barengkok, Desa Batok, Kecamatan Tenjo. Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (14/7/2016) petang.
Nining (33), mengaku Adik iparnya itu tiba di rumah keluarga Selasa (12/7/2016) sekitar pukul 24.00 WIB malam.
Dia sendiri telah mengetahui dari pemberitaan di media massa kalau Anwar telah melarikan diri dari dalam Rutam Salemba.
Karena identitas Anwar telah masuk Daftar Pencarian Orang (DPO), akhirnya pihak keluarga terpaksa meminta Anwar untuk menyerahkan diri kepada pihak kepolisian.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO