Suara.com - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Tantowi Yahya menganggap tewasnya Abu Wardah alias Santoso, Senin (18/7/2016) lalu jadi bukti adanya kerja sama yang baik antara TNI dan Polri.
Meskipun yang bertindak dalam eksekutor terhadap pemimpin kelompok teroris itu adalah Satuan Tugas Batalyon Raider 515 Kostrad. Namun, bagi dia, hal itu jangan dijadikan pandangan bila TNI telah masuk ke dalam kewenangan Polri, melainkan sebagai bentuk kerjasama yang baik antar keduanya.
"Kolaborasi TNI dan Polri dalam penanggulangan tindak pidana terorisme. Jangan dimaknai intervensi gerus kewenangan polisi," kata Tantowi di DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (22/7/2016).
Sementara itu, menurut Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon, TNI semestinya tidak perlu bertindak sebagai petugas utama keamanan, selama ancaman tersebut tidak membahayakan kedaulatan negara. Katanya, TNI boleh tidak harus campur tangan selama bahaya yang mengancam dapat dicover oleh Polri.
"Tetapi selama bisa ditangani oleh pihak kepolisian dan itu masih dalam tahap yang terjangkau untuk penanganannya, ya saya kira bisa cukup polisi," kata Fadli.
Fadli melanjutkan, beda kasus tentu akan beda pula penanganannya. Sementara perihal operasi Poso, Sulawesi, Fadli berpandangan, hingga kini prosedur yang ada telah menampung bagaimana kerjasama TNI dan Polri.
"Masih bagus, kecuali yang sudah melibatkan ancaman terhadap negara maka di situ saya kira TNI sangat diperlukan atau menghadapi suatu ancaman yang bersifat Global, di situ TNI sangat diperlukan," kata Fadli.
Saat ini DPR tengah membahas revisi UU Terorisme. Salah satu yang menjadi bahan pertimbangan revisi adalah dimasukannya kewenangan TNI untuk terlibat dalam perburuan teroris. Selama ini terorisme diburu oleh polisi melalui Densus 88 Anti Teror.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- 6 Shio Paling Beruntung Kamis 16 Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Maaf dari Trans7 Belum Cukup, Alumni Ponpes Lirboyo Ingin Bertemu PH Program Xpose Uncensored
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
Pilihan
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
-
Prabowo Mau Beli Jet Tempur China Senilai Rp148 Triliun, Purbaya Langsung ACC!
-
Menkeu Purbaya Mulai Tarik Pungutan Ekspor Biji Kakao 7,5 Persen
-
4 Rekomendasi HP 2 Jutaan Layar AMOLED yang Tetap Jelas di Bawah Terik Matahari
-
Patrick Kluivert Bongkar Cerita Makan Malam Terakhir Bersama Sebelum Dipecat
Terkini
-
Komnas Perempuan Soroti Implementasi Cuti Haid yang Masih Diskriminatif di Tempat Kerja
-
Siapa Pemilik Transmart? Ikut Didemo Santri Gara-Gara Trans7 Senggol Kiai
-
Eks Wamenaker Immanuel Ebenezer Bungkam soal Kabar Jadi Justice Collaborator KPK
-
Masuki Setahun Prabowo-Gibran, Survei IndoStrategi Ungkap Kinerja 'Sedang' dengan Skor 3,07
-
Pemerintah Targetkan 1.285 Desa Terang pada 2025, Negara Hadir untuk Pastikan Keadilan Energi
-
Komnas Perempuan: Hak Maternitas Pekerja Perempuan Adalah Hak Dasar, Bukan Fasilitas Opsional
-
Bukan dari Nadiem! Kejagung Ungkap Asal Uang Rp10 Miliar Korupsi Chromebook yang Dikembalikan
-
Ammar Zoni Ditantang Ajukan JC, Perannya Bisa Bongkar Bandar Narkoba Kakap Kalangan Artis?
-
Immanuel Ebenezer Noel Gigit Jari! KPK Perpanjang Penahanan untuk Kedua Kalinya
-
Koalisi Sipil Desak Menag Minta Maaf Soal Pernyataan Kekerasan Seksual di Ponpes Terlalu Dibesarkan