Suara.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur melemah setelah pimpinan mereka, Santoso, ditembak mati pada Senin (18/7/2016).
"Kelompoknya melemah karena otomatis Santoso, kan digugurkan sebagai pimpinan. Sudah pasti melemah. Beberapa lagi juga meninggal tujuh orang, tinggal 19 orang kan," ujar Tito usai menghadiri upacara peringatan Hari Bhakti Adhyaksa Ke 56 di Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (22/7/2016)
Meski kelompok Santoso melemah, operasi Tinombala yang merupakan gabungan TNI dan Polri terus ditingkatkan.
"Kelompok ini melemah. Tapi masih ada beberapa orang yang kita tahu, mereka memiliki kemampuan dan militansinya tinggi. Oleh karena itu jangan sampai buru-buru cabut operasi ini. Operasi ini sangat efektif karena operasi gabungan ini medan yang luas seperti itu. Tadinya indikatornya bahwa operasi ini berhasil, tadinya kelompok ini berhasil mereka yang mendikte dan melakukan serangan dimana-mana," katanya.
Tito mengatakan aparat keamanan tetap siaga untuk mengantisipasi dampak tewasnya Santoso.
"Kalau kita cabut sekarang ini, kami yang tahu persis bagaimana ancaman di sana. Kalau sekarang ini bisa muncul kembali, rebound, regrouping, konsolidasi kembali," kata Tito.
Menurut Tito kematian Santoso merupakan momentum untuk membasmi sisa-sisa teroris di Poso.
"Momentum bagus ini ketika mereka melemah maka kita harus melakukan pressure yang semakin tinggi, agar cepat selesai dan ketangkap tokoh-tokoh utamanya Ali Kalora dan Basri misalnya. Jangan dikendurkan," kata Tito.
"Ibarat orang sudah mendesak kudian kita lepas. Kita nanti akan repot lagi ke depan. Tekan dulu mereka sampai tokoh-tokoh penting selesai, baik dengan cara keras, koersif (keras, dikejar ditangkap), baik maupun persuasif pendekatan agar mereka," Tito menambahkan.
Tito menegaskan tak ada ampun bagi anggota Santoso yang tak mau menyerahkan diri.
Tito tak mau mengimbau mereka untuk menyerah. Imbauan merupakan haram bagi kelompok tersebut.
"Jadi bahasanya adalah demi kemaslahatan umat di Poso, karena ada operasi di sana, ada aksi-aksi mereka membuat keresahan, mari turun ke bawah ikuti proses hukum. Kalau mereka datang sendiri itu menjadi faktor yang meringankan hukuman mereka. Kalau dia sudah turun otomatis ancaman akan berkurang maka kita tarik kekuatan ini, mekanismenya seperti itu," kata dia.
Berita Terkait
-
Pengamat Soroti Peran Sentral Mendagri Dalam Percepatan Penanganan Bencana Sumatra
-
Pesan Mendagri ke Daerah Kaya: Jangan Simpan Anggaran, Bantu Korban Bencana
-
Purbaya dan Tito Surati Pemda, Minta Kurangi Seminar hingga Perjalanan Dinas demi Efisiensi
-
Pengamat Sorot Gebrakan Mendagri di Sumatra, Dinilai Perkuat Penanganan Bencana
-
Mendagri Percepat Pembangunan 1.000 Huntap Korban Bencana di Aceh, Target Awal 1.000 Unit
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Tito Karnavian Tekankan Kreativitas dan Kemandirian Fiskal dalam RKAT Unsri 2026
-
Mendagri Minta Pemda Segera Siapkan Data Masyarakat Terdampak & Lokasi Pembangunan Huntap
-
Teror Bom 10 Sekolah Depok, Pelaku Pilih Target Acak Pakai AI ala ChatGPT
-
Kejari Bogor Bidik Tambang Emas Ilegal, Isu Dugaan 'Beking' Aparat di Gunung Guruh Kian Santer
-
Efek Domino OTT KPK, Kajari HSU dan Bekasi Masuk 'Kotak' Mutasi Raksasa Kejagung
-
Diduga Sarat Potensi Korupsi, KPK-Kejagung Didesak Periksa Bupati Nias Utara, Kasus Apa?
-
Resmi! KY Rekomendasikan 3 Hakim Perkara Tom Lembong Disanksi Nonpalu
-
Ancaman Bencana Susulan Mengintai, Legislator DPR: Jangan Tunggu Korban Jatuh Baru Bergerak
-
Amnesty International Kutuk Keras Represi Aparat ke Relawan Bantuan Aceh: Arogansi Kekuasaan
-
Ketua Banggar DPR Said Abdullah: Merchant Tolak Pembayaran Tunai Bisa Dipidana