Eksekusi mati gelombang III bagi 14 terpidana narkotika yang rencananya akan dilakukan pemerintah mendapat sorotan luas dari masyarakat. Sebagian pro dan kontra terhadap rencana eksekusi mati para terpidana tersebut.
Ketua Dewan Pendiri Imparsial dan Penggiat HAM (Hak Asasi Manusia) Todung Mulya Lubis mengatakan sangat prihatin dan menolak keras rencana eksekusi mati gelombang III oleh pemerintah tersebut. Baginya bila eksekusi mati tetap dijalankan, pemerintah telah mencederai komitmennya menjaga HAM.
"Eksekusi mati bertentangan, dengan HAM, itu mengabaikan kemanusiaan, dan sarat masalah hukum,"kata Lubis dalam diskusi "menolak Eksekusi Mati Gelombang III oleh Pemerintah," kata Lubis di kantor Lubis, Santosa dan Maramis, Equity Tower, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (28/7/2016).
Todung mengatakan bahwa jika pemerintah masih ingin memperjuangkan HAM, maka pelaksanaan eksekusi mati ini menjadi bukti bahwa komitmen pemerintah sama sekali tidak bisa diperjuangkan.
"Ya, semakin mengukuhkan lah, bahwa pemerintah Joko Widodo tidak memiliki Komitmen terhadap HAM,"ujar Lubis
Menurut Lubis, Pemerintah memang memiliki kewajiban melalui penegak hukumnya untuk menanggulangi kejahatan pada masyarakat. Namun kewajiban ini bisa dilaksanakan dengan tidak mengambil hak hidup seseorang pula.
"Itu juga tidak bisa, dan tidak boleh dijalankan dengan cara mengabaikan hak untuk hidup," ujar Lubis.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
KPK Tancap Gas Sidik Korupsi Bansos, Meski Rudi Tanoe Terus Ajukan Praperadilan
-
Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Para Jawaranya
-
Sekjen PBNU Minta Pengurus Tenang di Tengah Isu Pelengseran Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
-
Kader Muda PDIP Ditantang Teladani Pahlawan: Berjuang Tanpa Tanya Jabatan
-
Kementerian PU Tingkatkan Kapasitas Petugas Pelayanan Publik
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Siswa Mengadu soal Perundungan di Sekolah, Wagub Rano Karno Janji Usut Tuntas
-
Mendagri Harap Karang Taruna Jadi Motor Penggerak Perubahan Desa
-
Tak Terima Jadi Tersangka, Kakak Hary Tanoe Kembali Ajukan Praperadilan Lawan KPK
-
Hadiri Acara 50 Tahun Kemerdekaan Republik Angola, Mendagri: Kehormatan Besar bagi Rakyat Indonesia