Suara.com - Memenangkan sebuah medali emas Olimpiade adalah sesuatu yang amat membanggakan bagi para atlet. Pasalnya, selain membuktikan diri sebagai yang terbaik di antara atlet dari negara-negara lain, medali emas yang diraih juga turut mengharumkan nama bangsa si atlet.
Namun, mungkin belum banyak yang tahu bahwa sebenarnya ada rahasia dari medali emas berkilauan tersebut. Sebagian besar orang, termasuk Anda, mungkin mengira bahwa medali tersebut sepenuhnya terbuat dari emas.
Jangan kaget, karena asal tahu saja, medali itu bukan emas sepenuhnya!
Seperti dilansir dari Metro, medali emas Olimpiade sebenarnya terbuat dari perak yang disalut dengan emas dengan komposisi 92,5% perak dan sisanya emas. Untuk lebih persisnya, medali tersebut dibuat dari 494 gram perak dan 6 gram emas.
Siapa yang membuatnya? Ada sebuah tim beranggotakan 100 pemahat dan operator mesin yang mengerjakan lebih dari 5.000 medali untuk Olimpiade Rio 2016.
Medali tersebut dibuat dengan cetakan khusus di pabrik pencetakan uang Brasil. Gambar pada medali sebenarnya bisa dibuat dengan komputer, namun, untuk medali di Rio de Janeiro, seniman pahat Nelson Neto Carneiro membuatnya sendiri dengan tangan dalam waktu lebih dari dua minggu agar lebih presisi.
Setelah jadi, cetakan tersebut dipindai dengan komputer. Kemudian, sebuah mesin potong digunakan untuk membuatnya menjadi cetakan logam. Lalu, sebuah mesin pres menekan cetakan tersebut hingga terbentuklah medali. Pada proses akhir, medali tersebut disepuh dengan emas.
Secara esensial, medali emas tak ternilai harganya. Namun, dari segi intrinsik, dari nilai logam pembuatnya, medali tersebut bernilai sekitar 450 Poundsterling atau sekitar Rp7,5 juta.
Lalu, apa maksudnya para juara menggigit medali emas yang mereka dapat?
Menggigit medali emas sudah dilakukan sejak Olimpiade maupun kejuaraan olah raga di masa lalu. Tujuannya, untuk memastikan emas yang mereka terima asli, yakni dengan membuat bekas gigitan di medali. Emas asli cukup lunak sehingga bisa meninggalkan bekas gigitan.
Jadi, karena medali emas yang dibuat sekarang sudah bukan sepenuhnya dari emas, tentu tindakan itu akan sia-sia saja. Namun, karena hal itu sudah menjadi tradisi, para juru foto biasanya meminta para atlet untuk berpose sambil menggigit medali untuk mendapatkan frame foto yang menarik.
Bagaimana dengan medali perak? Medali perak terdiri atas 500 gram perak yang nilai intrinsiknya mencapai 236 Poundsterling atau setara Rp3,9 juta.
Medali perunggu, yang biasa diberikan kepada juara tiga dari setiap pertandingan, jauh lebih murah lagi nilai intrinsiknya. Seperti dikutip dari Metro, medali perunggu, yang terdiri atas 475 gram tembaga dan 25 gram seng, hanya bernilai sekitar 2 sampai 3 Poundsterling atau sekitar Rp33 ribu.
Proses pembuatan medali perunggu juga terbilang cukup ramah lingkungan. Medali-medali ini dibuat dari bahan baku daur ulang. Sebesar 30 persennya dibuat dari material daur ulang, yakni dari limbah pencetakan uang logam Brasil. Sementara itu, pita penggantung medali dibuat dari botol plastik yang didaur ulang pula.
Penggunaan perak berlapis emas sebenarnya baru dilakukan sejak Olimpiade Musim Panas tahun 1912 di Stockholm, Swedia. Sebelumnya, semua medali emas benar-benar terbuat dari emas murni.(Metro)
Berita Terkait
-
Indra Sjafri Diyakini Bakal Pertahankan Medali Emas SEA Games 2025, Mengapa?
-
Woodball Indonesia 'Menggila' di Hong Kong! 8 Emas Jadi Bekal Tampil Ganas di SEA Games 2025
-
Erick Thohir Sebut Atlet Indonesia yang Dikirim untuk SEA Games 2025 Meningkat Drastis
-
Jens Raven Berambisi Pertahankan Medali Emas SEA Games, Mungkin Terwujud?
-
Pahlawan Baru Garuda Muda, Jens Raven Bidik Medali Emas SEA Games 2025 di Thailand
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
-
Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Sri Mulyani: Sebut Eks Menkeu 'Terlalu Protektif' ke Pegawai Bermasalah
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
Terkini
-
Amnesty: Pencalonan Soeharto Pahlawan Cacat Prosedur dan Sarat Konflik Kepentingan!
-
Pemulihan Cikande: 558 Ton Material Radioaktif Berhasil Diangkut Satgas Cesium-137
-
Waspada Banjir Rob, BPBD DKI Peringatkan 11 Kelurahan di Pesisir Utara
-
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang & Mandiri Agen
-
KAI Siap Suplai Data dan Beri Kesaksian ke KPK soal Dugaan Mark Up Proyek Whoosh
-
Komisi Yudisial Periksa 3 Hakim Kasus Tom Lembong, Hasilnya Belum Bisa Dibuka ke Publik
-
Di Sidang MKD: Ahli Media Sosial Sebut Isu Demo Agustus Sarat Penggiringan Opini
-
PT KAI Koordinasi Danantara soal Restrukturisasi Utang Whoosh, Apa Hasilnya?
-
Onad Ajukan Rehabilitasi Akibat Penyalahgunaan Narkotika, Polisi Masih Tunggu Assessment
-
Prabowo Minta Pesawat Airbus A-400M Dilengkapi Modul Ambulans Hingga Alat Hadapi Kebakaran Hutan