Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat kemarau basah yang saat ini sedang terjadi merupakan pengaruh dari anomali hujan.
Dalam konferensi pers, Kepala BMKG Andi Eka Sakya menjelaskan hingga saat ini sebanyak 27,2 persen wilayah di Indonesia belum memasuki musim kemarau dan masih terus didera oleh curah hujan yang tinggi.
"Ini menegaskan terjadinya kemarau basah atau 'wet spell'," ujar Andi di kantor BMKG di Jakarta, Jumat (19/8/2016).
Dia menjelaskan, kondisi tersebut terjadi akibat pengaruh tidak kuatnya Monsoon Australia atau angin timur. Kondisi perairan di Indonesia yang lebih hangat, serta adanya Indian Ocean Dipole (IOD) mode negatif.
Faktor-faktor tersebut memicu curah hujan yang lebih tinggi dari pada rata-rata normal di periode yang sama dalam 30 tahun terakhir di sebagian besar wilayah Indonesia. IOD merupakan fenomena saat kondisi suhu muka laut di bagian barat Pulau Sumatera lebih hangat dari suhu muka laut di wilayah pantai timur Afrika.
Hal tersebut menyebabkan bertambahnya pasokan uap air yang menyebabkan meningkatnya potensi curah hujan di wilayah Indonesia bagian Barat, khususnya di wilayah Sumatera dan Jawa bagian barat.
"Dipole mode negatif ini sudah muncul sejak Mei 2016, sehingga berpengaruh pada munculnya kemarau basah. Kita prediksi IOD akan usai pada bulan November 2016," papar Andi.
Selain itu, La Nina juga diprediksi akan mulai menguat intensitasnya pada Agustus, September, Oktober yang diperkirakan intensitasnya berskala moderat atau sedang.
BMKG memperkirakan, kondisi La Nina akan terus berlangsung hingga Januari, Februari, Maret tahun 2017 dan berpotensi menjadikan kondisi basah di wilayah Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- 7 Fakta Pembunuhan Sadis Dina Oktaviani: Pelaku Rekan Kerja, Terancam Hukuman Mati
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
'Apapun Putusannya, Kami Hormati,' Sikap Kejagung di Ujung Sidang Praperadilan Nadiem Makarim
-
Detik-detik Gempa Dahsyat di Filipina, Alarm Tsunami Aktif Buat Sulut dan Papua
-
Seskab Teddy Sampaikan Santunan dari Prabowo untuk Keluarga Prajurit yang Gugur Jelang HUT ke-80 TNI
-
Terungkap! Ini 'Dosa' Eks Kajari Jakbar yang Bikin Jabatannya Lenyap
-
Atasi Kemacetan Ragunan, Pramono Anung Bangun Parkir Bertingkat dan Hadirkan Wisata Malam
-
Dasco Minta Kader Gerindra Mulai Panaskan Mesin Politik: Tiga Tahun Lagi 2029
-
Dana Transfer Pusat Dipotong Rp15 T, Pramono Anung Minta Anak Buahnya Jangan Ngeluh
-
Mekarkan Kelurahan Kapuk Jadi Tiga, Kebijakan Pramono Disambut Baik Warga
-
Copot Arief Prasetyo, Prabowo Dikabarkan Angkat Mentan Amran jadi Kepala Bapanas
-
Solusi Macet Jakarta Utara! LRT Jakarta Bakal Tembus JIS hingga PIK 2, Simak Rutenya