Suara.com - Warga terjebak di tengah peperangan di kota Aleppo, Suriah, tidak menerima bantuan sedikit pun pada bulan ini, kata utusan khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura. Dia juga menyatakan bahwa gerakan satuan tugas kemanusiaan untuk Suriah sudah dihentikan untuk sementara sebagai peringatan terhadap negara besar agar semakin memperhatikan kepentingan gencatan senjata di Aleppo.
"Saya, atas nama Sekretaris Jenderal PBB dan semua rakyat Suriah, sekali lagi meminta gencatan senjata 48 jam di Aleppo sebagai awal," kata de Mistura kepada wartawan di Jenewa.
"Gencatan senjata itu memerlukan kerja sama semua pihak, bukan hanya dua negara besar (Rusia dan Amerika Serikat), tetapi juga dari yang mempunyai pengaruh terhadap pelaku perang di lapangan," kata dia.
De Mistura menyampaikan hal tersebut setelah menutup rapat mingguan satuan gugus tugas humaniter hanya dalam waktu delapan menit. Dia menyatakan hal tersebut sebagai "isyarat ketidak puasan besar" atas kegagalan tercapainya gencatan senjata terbatas demi mengirimkan bantuan bagi warga yang terjebak perang.
Aleppo kini menjadi kota terbelah, antara wilayah dikuasai pemerintah dengan wilayah gerilyawan. Kota tersebut menjadi garis depan perang saudara di Suriah, yang telah berlangsung lima tahun.
Sekitar dua juta warga Aleppo, baik di wilayah gerilyawan maupun pemerintah, kekurangan akses terhadap air bersih setelah infrastruktur sipil kota hancur akibat pengeboman.
Peningkatan kekerasan di kota itu, yang pada masa damainya adalah wilayah perdagangan paling sejahtera di Suriah, membuat perundingan perdamaian di Jenewa berakhir dengan kegagalan.
Oposisi Suriah menuntut gencatan senjata terbatas di Aleppi dan juga akses bantuan kemanusiaan, sebelum perundingan damai dapat dimulai kembali.
Sekitar 590.200 orang kini terjebak di wilayah yang terkepung di Suriah, kata PBB.
Iringan bantuan berhenti pada bulan ini. Satu-satunya bantuan, yang berhasil dikirim, adalah dengan menjatuhkannya dari pesawat di Deir al-Zor, yang dikuasai pemerintah dengan penduduk 200.000 jiwa, yang kini dikepung IS.
"Di Suriah, apa yang kami dengan hanyalah pertempuran, serangan, balasan, roket, bom, mortar, kanon, klorin, penembak jitu, dan bom bunuh diri," kata de Mistura. (Antara)
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum