Suara.com - Dua orang mahasiswa berkebutuhan khusus (disabilitas) berhasil meraih gelar sarjana di Universitas Indonesia (UI). Keduanya mampu menyelesaikan studi tepat waktu, yakni selama 4 tahun dan 4,5 tahun, dan mengikuti wisuda hari ini.
Kedua penyandang disabilitas yang ikut diwisuda, adalah Prayogo Triono (tuna daksa) dan Hendi Hogia (tuna netra) yang berasal dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Proyogo dan Hendi menjadi bagian dari lebih 8000an wisudawan yang diwisuda Sabtu (27/8/2016) ini.
"Upacara wisuda merupakan salah satu momen penting dalam kehidupan akademis di UI dan momen UI untuk mempersembahkan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai bagian dari kekuatan bangsa Indonesia," kata Rektor UI Muhammad Anis, dalam sambutan wisuda di Balairung UI Depok, Sabtu (27/8/2016).
Ia mengatakan sebanyak 1.751 mahasiswa dari 8.060 orang yang diwisuda UI mulai dari diploma hingga doktoral mendapatkan nilai predikat cumlaude.
Pengalamam menimba ilmu di Kampus UI menjadi bekal untuk berkiprah lebih jauh lagi di masyarakat.
Sebagai Institusi pendidikan yang menyandang nama besar bangsa Indonesia, menurutnya, UI berperan penting meningkatkan daya saing bangsa Indonesia.
World Economic Forum merilis Global Competitiveness Report 2015-2016 menunjukkan peringkat daya saing Indonesia menurun menjadi peringkat ke-37 dari 140 negara yang dinilai.
Karena itu, katanya, UI berkomitmen untuk terus mempertahankan dan meningkatkan mutu pendidikan bangsa guna menghasilkan lulusan yang unggul dan tangguh secara langsung berdampak pada peningkatan daya saing lulusan di tingkat global.
"Isilah kemerdekaan dengan komitmen dan semangat untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan serta menciptakan ragam inovasi sebagai bekal bangsa Indonesia untuk mandiri dan berdaya saing di era globalisasi," ujarnya lagi.
Pada acara wisuda program sarjana, indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi diraih oleh Fallon Chandra yang berasal dari Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) dengan IPK 3,98.
Sedangkan dari program sarjana kelas Internasional, IPK tertinggi diraih oleh Maria Priscila Komala yang merupakan lulusan dari Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. (Antara)
Berita Terkait
-
Bank Mandiri Dorong Akselerasi Inklusivitas, Perkuat Ekosistem Kerja dan Usaha Ramah Disabilitas
-
Bukti Nyata Seni Inklusif: Arif Onelegz dan Lauren Russel Buktikan Setiap Tubuh Bisa Menari
-
Difabel Rentan Jadi Korban Bullying, Ini Pentingnya Ruang Aman Inklusif!
-
BRI Sahabat Disabilitas, Dorong Difabel Berdaya Melalui Kegiatan Pelatihan dan Pemagangan
-
OJK Sanksi Tegas Lembaga Keuangan yang Abaikan Akses Inklusif Disabilitas
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah