Suara.com - Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan, kajian DPR tentang perluasan kewenangan BPOM untuk bisa ditindaklanjuti. DPR mengusulkan supaya BPOM diberi kewenangan untuk mengawasi peredaran obat di masyarakat.
"Kajian dari DPR untuk perluasan kewenangan BPOM bisa ditindaklanjuti. Karena memang tanpa ada tangan-tangan yang bisa langsung ke bawah, nggak mungkin kemudian pengawasan yang dilakukan BPOM bisa dilakukan menyeluruh," kata Puan di DPR, Rabu (14/9/2016).
Puan menambahkan, pekan ini akan ada rapat koordinasi terkait obat palsu ini. Rapat ini, katanya, akan membahas soal distribus dan pengecekan obat-obatan yang ada di Indonesia. "Tentunya akan kita perketat," kata dia.
Untuk kasus obat palsu ini, Kemenko PMK juga melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan, BPOM dan Kepolisian.
"Sehingga kasus ini tidak terjadi lagi," tutur Politikus PDI Perjuangan.
Puan menambahkan, pemerintah sedang melakukan self blocking terhadap sejumlah anggaran di sejumlah Kementerian/Lembaga. Meski demikian, menurutnya, hal itu bukan malah menghambat BPOM untuk mengurangi tugas dan tanggungjawabnya.
"Jadi saya sudah menginstruksikan kepada kepala BPOM agar fokus melakukan hal-hal yang diperlukan, sosialisasi, edukasi kepada masyarakat, SDM yang ada di BPOM itu juga harus diperkuat, sehingga tugas dari BPOM sebagian penjaga yang ada di masyarakat bisa dilakukan," ujarnya.
"Ke depan tentu saja kita akan menggunakan sistem barcode di obat-obatan. Sehingga masyarakat bisa mengecek, ini obat palsu atau tidak, ini obat expired atau tidak, best beforenya harus jelas," tambah Puan.
Berita Terkait
-
BPOM dan Polri: Belum Ada Tersangka di Kasus Obat Palsu
-
Komisi IX Setuju BPOM Punya Kewenangan Menyidik dan Menangkap
-
Politisi Nasdem Ingin BPOM Punya Wewenang Menyita dan Menyidik
-
Peredaran Obat Palsu Punya 'Backing' Besar, BPOM Harus Diperkuat
-
Apotek Ini Jual Obat Kadaluwarsa, Kena Batunya Sekarang
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- 6 Shio Paling Beruntung Kamis 16 Oktober 2025, Kamu Termasuk?
Pilihan
-
Patrick Kluivert Bongkar Cerita Makan Malam Terakhir Bersama Sebelum Dipecat
-
Dear PSSI! Ini 3 Pelatih Keturunan Indonesia yang Bisa Gantikan Patrick Kluivert
-
Proyek Sampah jadi Energi RI jadi Rebutan Global, Rosan: 107 Investor Sudah Daftar
-
Asus Hadirkan Revolusi Gaming Genggam Lewat ROG Xbox Ally, Sudah Bisa Dibeli Sekarang!
-
IHSG Rebound Fantastis di Sesi Pertama 16 Oktober 2025, Tembus Level 8.125
Terkini
-
Efek Ammar Zoni: DPR Siap-siap Bentuk Panja Khusus Bongkar Borok Lapas
-
Presiden Prabowo Bolehkan WNA Pimpin BUMN, KPK: Wajib Setor LHKPN!
-
Pramono Anung Bakal 'Sulap' Sumber Waras Jadi RS Kelas A yang Ikonik Setelah 10 Tahun Mangkrak
-
Kontak Senjata di Intan Jaya Pecah! 14 OPM Tewas Ditembak TNI dalam Operasi Pembebasan Sandera
-
MUI Resmikan Fatwa Syariah Penyaluran Zakat dan Infak melalui Skema Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
-
Jakarta Dilanda Panas Ekstrem, Ini Instruksi Pramono kepada Jajarannya
-
Mahfud MD 'Spill' Dugaan Korupsi Kereta Cepat Whoosh, Budi Prasetyo: Silakan Laporkan ke KPK
-
Kupang Diguncang Kasus Prostitusi Online Anak, Menteri PPPA Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Ahli Gizi Soroti Makan Bergizi Gratis: SPPG Polri Bisa Jadi Role Model Nasional
-
Trauma Kasus Lama? Gubernur Pramono Minta KPK Kawal Proyek Pembangunan RS Sumber Waras