Suara.com - Ketua DPD Partai Gerinda DKI Jakarta M. Taufik menyebut kunci untuk memenangkan pilkada Jakarta periode 2017-2022, di antaranya data pemilih harus tepat.
"Pilkada baik, apabila data pemilih baik. Pilkada menang apabila kita menguasai data itu. Kita mempersiapkan diri untuk itu. Kenapa kita mesti menang. Pilkada DKI sekuat tenaga kita harus menang," kata Taufik saat memberikan sambutan di acara rapat konsolidasi kader Gerindra Penugasan Pendampingan Coklit Pemuktahiran Data pemilih Pilkada DKI Jakarta 2017 di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (18/9/2016).
Taufik menyinggung data pemilih yang dipegang KPUD Jakarta. Menurutnya saat ini masih banyak selisih data pemilih. Sebab, acuan KPUD ialah data pemilih presiden tahun 2014.
Itu sebabnya, dia meminta kader Gerindra untuk terjun ke lapangan dan melakukan pengawasan terhadap Petugas Pemutakhiran Data Pemilih yang melakukan pencocokan dan penelitian data pemilih.
"Konfirmasi ke Ketua KPUD Sumarno. Ada selisih yang cukup signifikan. 7,5 juta jadi 8,4 juta. Data yang digunakan adalah data hasil pilpres lalu. Siapa yang kira-kira akan memilih kita. Mungkin baru partai kita yang melakukan pendampingan," kata dia.
Taufik menekankan pentingnya kader partai politik ikut mengawasi proses pemutakhiran data pemilih.
"Paling tidak saudara memahami lingkungan saudara. Boleh malakukan komunikasi kepada tokoh masyarakat dari sekarang. Kita akan menghitung, memilah, nantinya bisa terbaca dan tergambar. Pendampingan ini penting dilakukan, mungkin baru partai kita. Pendampingan ini dibolehkan. KPU sendiri bilang perlu pendampingan dan pengawasan dari masyarakat," katanya
Di Pilkada Jakarta, Partai Gerindra akan mengusung Sandiaga Uno menjadi calon gubernur, namun sampai sekarang belum diputuskan siapa calon wakilnya. Nama yang digadang-gadang bakal mendampingi Sandiaga, antara lain politikus PKS Mardani Ali Sera, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah, dan Deputi Gubernur DKI bidang Pariwisata dan Kebudayaan Sylviana Murni.
Berita Terkait
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Filosofi Ruang Sunyi Dasco: Kunci Politik Gerindra yang Tak Terlihat di Panggung
-
Dasco Ucapkan Selamat HUT ke Prabowo: Kami Diajarkan Kesetiaan, Kepercayaan, dan Kehormatan
-
Dasco Minta Kader Gerindra Mulai Panaskan Mesin Politik: Tiga Tahun Lagi 2029
-
Ucapkan Selamat Ulang Tahun, Raffi Ahmad Akui Dasco adalah Mentor Politiknya
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Siswa Sekolah Rakyat Diam-diam Surati Prabowo, Seskab Teddy Bongkar Isi Suratnya!
-
Ketua DPD RI Ajak Pemuda Parlemen Berpolitik Secara Berkebudayaan dan Jaga Reputasi
-
Diawasi DPR, UI Jamin Seleksi Calon Dekan Transparan dan Bebas Intervensi Politik
-
Kala Legislator Surabaya Bela Adies Kadir dari Polemik 'Slip Of Tonge', Begini Katanya
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos