Suara.com - Presiden Joko Widodo mengatakan reformasi birokrasi tak dapat ditunda lagi dalam menghadapi era keterbukaan dan persaingan global. Tanpa reformasi birokrasi, Indonesia akan semakin tertinggal dibandingkan negara-negara lain.
Reformasi birokrasi diperlukan untuk membangun fondasi yang diperlukan bangsa untuk memenangkan persaingan global.
"Untuk itu kita harus berani menata kembali lembaga-lembaga pemerintah yang saat ini masih terfragmentasi agar lebih efisien, efektif, terkonsolidasi, dan tidak tumpang tindih satu dengan yang lainnya," kata Jokowi dalam rapat terbatas di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (20/9/2016).
Dalam rapat yang membahas mengenai penataan lembaga non struktural, manajemen aparatur sipil negara (ASN) tersebut, Jokowi mengungkapkan data yang menyebut bahwa dalam kelembagaan Pemerintah pusat pada 2016 masih terdapat 115 lembaga non struktural (LNS). Menurutnya angka itu sangat besar, dan dia memerintahkan LSN yang tugas dan fungsinya tumpang tindih dengan Kementerian yang ada agar dibubarkan.
"Tahun ini saya minta penataan difokuskan pada LSN yang dibentuk dengan Perpres atau Keppres yang masih ada di ranah pemerintah. Jika LNS yang sudah jelas tumpang tindih dengan Kementerian, saya minta dibubarkan dan tugas serta fungsinya ddiintegrasikan kembali ke kementerian yang berkesesuaian," ujar dia.
Sementara itu, terhadap LNS yang dipandang perlu untuk tetap dipertahankan, Jokowi meminta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk melihat kemungkinan penggabungan lembaga-lembaga tersebut dan memperjelas tugas serta fungsinya. Hal itu dilakukan agar efektivitas dan efisiensi lembaga pemerintahan dapat tercapai.
Seperti diketahui, sejumlah LNS itu dibentuk dengan Perppres dan Keppres di era Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY).
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD