Suara.com - Ketua Komnas HAM Imadadun Rahmat menegaskan data yang disampaikan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai tentang pelanggaran HAM terhadap lima ribu warga Papua selama kurun waktu dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak benar.
"Tidak sebesar itu," kata Imadadun di DPR, Selasa (18/10/2016).
Imadadun mengatakan data kasus pelanggaran HAM di Papua tidak sebanyak itu. Tetapi ketika ditanyakan berapa jumlah pasti kasus pelanggaran HAM di Papua selama dua tahun terakhir, Imadadun mengaku tidak hafal dan perlu membuka catatan terlebih dulu.
Imadadun mengakui angka upaya penanganan kasus HAM di Papua tidak tidak naik. Sebab, katanya, banyak kasus yang belum terpecahkan sehingga menjadi akumulatif di tahun-tahun berikutnya.
"Jadi makin lama, problem numpuk karena tidak terselesaikan. Itu memicu kami untuk segera menyelesaikannya," tutur dia.
Salah satu contohnya kasus Wasior, Wamena. Ada hambatan penanganannya dan kini dikoordinasikan dengan Kejaksaan Agung.
Komnas HAM sebagai mitra pemerintah mendorong supaya kasus yang menonjol seperti itu segera diselesaikan. Dengan demikian situasi HAM di Papua membaik dan tidak dianggap buruk oleh negara lain.
"Dan kemarin sudah duduk bareng untuk gelar kasus dengan Kejagung dan sudah diidentifikasi titik-titik mana yang harus diperkuat. Komnas HAM akan turun lagi ke lapangan. Jadi salah satu masalah yang selama ini menyebabkan kemacetan, tidak ada politic will dari pemerintah sudah berubah, ada harapan di situ," ujarnya.
Imadadun mengatakan kepolisian dan TNI berkomitmen untuk menangani masalah HAM di Bumi Cenderawasih.
"Dan ini goodnews sebenarnya, karena melalui Menkopolhukam diputuskan untuk penyelesaian kasus-kasus di Papua itu tidak ada kompromi penegakan hukum jalur judisial," katanya.
Berita Terkait
-
DPR Enggan Ambil Pusing Pigai Ganti Istilah Aktivis Hilang: Terpenting Kembalikan ke Keluarganya
-
Menteri HAM Sebut Mudah Temukan 3 Mahasiswa Hilang dengan CCTV, DPR: Kalau Gampang Laksanakan Dong!
-
Natalius Pigai Usul Bikin Lapangan Demonstrasi, Reaksi Susi Pudjiastuti Jadi Sorotan
-
Respons Usulan Menteri Pigai Soal Lapangan Khusus Demo di DPR, Komisi XIII: Perlu Kajian Lanjut
-
Lapangan Demonstrasi dan Jarak Etis Demokrasi
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
-
Menkeu Purbaya Klaim Gugatan Tutut Soeharto Sudah Dicabut, Tapi Perkara Masih Aktif
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
Terkini
-
Rekrutmen TNI AD Bintara dan Tamtama 2025, Lulusan SMA/SMK Merapat! Cek Syarat dan Jadwal di Sini
-
Cek Kesehatan Gratis Sudah Menjangkau Hampir 30 Juta Penerima Manfaat
-
Wamenkum Peringatkan DPR: Semua Tahanan Bisa Bebas Jika RUU KUHAP Tak Segera Disahkan
-
Ogah Batasi, Komdigi Klaim Tak Masalah Warga Punya Banyak Akun Medsos, Asalkan...
-
Ancaman Serius dari DPR, Distributor Pupuk Subsidi Bermasalah Siap-siap Dicabut Izin!
-
Kritik Pedas Rocky Gerung Respons Reshuffle Prabowo: Cuma 'Dikocok Ulang', Hasilnya Sama Saja
-
MK Tolak Gugatan Pilgub Papua, Begini Reaksi Golkar
-
Terkuak! Kejagung Ogah Kasih Keterangan Soal Pemeriksaan Anak Jusuf Hamka karena Ini
-
Sertijab ke KSP Baru M Qodari, AM Putranto Banjir Air Mata: Saya Tentara tapi Bisa Nangis juga
-
Diminta DPR Tambah Bansos Sembako, Menkeu Purbaya Langsung Sanggupi: APBN Cukup!