Suara.com - Pusat Data dan Analisa Pembangunan (Pusdalisbang) Pemerintah Provinsi Jawa Barat menemukan sejumlah kejanggalan data kemiskinan di wilayahnya.
Kepala Pusdalisbang Jawa Barat Agus Ismail mengatakan kejanggalan itu antara lain sekitar 1.700 kepala keluarga dengan latar belakang pekerjaan sebagai anggota polisi/TNI, PNS sampai legislator masuk kategori miskin.
"Data kemiskinan tersebut diperoleh dari pemerintah pusat melalui Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Setelah kami mendalami data TNP2K, kami menemukan keunikan yakni dari empat juta warga miskin, ada 48 KK lulusan S2 dan S3, kemudian 1.700 KK status pekerjaan sebagai PNS, anggota polisi/TNI, anggota DPRD masuk kategori miskin," katanya saat rapat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) di Kantor Bappeda Jawa Barat, Bandung, Rabu (19/10/2016).
Ia mengaku tidak mengetahui kebenaran di lapangan apakah data 1.700 KK itu salah dalam pengisian data atau memang benar tergolong sebagai warga miskin sehingga diperlukan verifikasi ulang.
"Jadi kami bukan meragukan data yang ada tapi ingin lihat kebenarannya," kata dia.
Menurut dia, verifikasi ulang ini penting untuk mengetahui jumlah pasti warga miskin di Jawa Barat. Karena data tersebut akan menentukan rencana program penanggulangan kemiskinan pada 2017 di Jawa Barat.
"Nanti itu akan kami laporkan data yang ada dan akan kita sampaikan ke TNP2K untuk mengoreksi. Karena kami tidak memiliki kewenangan untuk mengoreksi," kata dia.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan, pemutakhiran data kemiskinan mutlak dilakukan dan jangan sampai anggaran untuk pengentasan kemiskinan ini terbuang percuma karena tidak akuratnya data.
"Sehingga jangan sampai menambah anggaran untuk pengentasan kemiskinan, tapi tidak signifikan kemiskinan berkurang. Perlu mengenali di tempat mana kemiskinan terjadi sehingga anggaran diarahkan secara tepat dan rumah tangga sasaran yang tepat," kata dia.
Menurut dia untuk merencanakan program pengentasan kemiskinan perlu ditopang dengan data yang tepat.
"Jangan sampai dari 2011, itu saja datanya. Sementara ada yang baru jatuh miskin ada yang keluar dari kemiskinan, tidak terdata," kata dia. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka