Suara.com - Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Purnomo menyikapi datangnya musim hujan dan sebagai antisipasi cuaca ekstrem mengeluarkan surat keputusan untuk menaikkan status kewaspadaan wilayah setempat ke status siaga darurat banjir dan tanah longsor.
"Keputusan tersebut tertuang dalam Keputusan Bupati Sleman Nomor 64/Kep.KDH/A/2016 tentang Status Siaga Darurat Banjir dan Tanah Longsor," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Makwan, Minggu (23/10/2016).
Menurut dia, SK Bupati Sleman tersebut berlaku selama 40 hari, mulai 21 Oktober sampai dengan,30 November 2016.
"Keputusan Bupati Sleman tersebut telah ditetapkan pada 21 Oktober 2016," kata Sri Purnomo.
Ia mengatakan, dengan adanya SK Bupati tersebut masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan ancaman bencana banjir maupun tanah longsor.
"Masyarakat di dekat aliran sungai diharapkan untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah antisipasi. Begitu juga masyarakat di kawasan perbukitan yang rawan longsor. Saat hujan turun harus lebih waspada," kata Sri Purnomo.
Ia mengatakan, selain itu para penambang pasir liar di sungai berhulu Gunung Merapi juga diharapkan meningkatkan kewaspadaannya terhadap ancaman bencana banjir di hulu sungai Merapi dan tanah longsor.
"Masih banyak penambangan yang ada di sekitar aliran sungai di lereng Merapi, kami imbau untuk berhati-hati," imbuh Sri Purnomo.
Makwan mengatakan, penambangan pasir tersebut tersebar di beberapa aliran sungai, seperti Sungai Kuning, Gendol, dan Opak.
"Bahayanya ketika curah hujan tinggi, menyebabkan banjir. "Kemudian, air hujan membebani tanah di tebing sungai yang labil. Bisa berakibat terjadinya longsor. Karena beban air berat menyebabkan longsor di tebing-tebing sungai," katanya.
Warga Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman Badiman, mengatakan penambangan di lereng Merapi tidak hanya memakai manual saja. Namun, alat berat pun sekarang sudah mulai muncul kembali.
"Kami hanya ingin agar ada penataaan. Supaya tidak terjadi dampak berkepanjangan. Pemulihannya akibat penambangan ini juga nanti bagaimana," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta
-
Jalan Berlubang di Flyover Pancoran Makan Korban: ASN Terjatuh, Gigi Patah-Dahi Sobek
-
DPR Ingatkan Program Revitalisasi Sekolah Jangan Hanya Buat Gedung Mewah: Guru Juga Harus Sejahtera
-
Gibran Tak Lulus SMA? Said Didu Bongkar UTS Insearch Cuma 'Bimbel', Surat Kemendikbud Disorot
-
Ditinggal Jaksa di Tengah Gugatan Rp125 Triliun, Gibran Hadapi Sendiri Kasus Ijazah SMA-nya?
-
Geger Dugaan Skandal Terlarang Irjen KM, Terkuak Panggilan 'Papapz-Mamamz' Kompol Anggraini
-
Jadi Buron Kasus Pencemaran Nama Baik JK, Kejagung Buru Silfester Matutina
-
Inikah Wajah Kompol Anggraini Diduga Jadi Orang Ketiga di Rumah Tangga Irjen Krishna Murti?