Suara.com - Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengatakan pemerintah tidak pernah mengintervensi partai manapun. Menurutnya, bila ada partai yang mendukung pemerintah dikarenakan Presiden Joko Widodo adalah masa depan.
Sedikitnya ada tiga partai Koalisi Merah Putih yang akhirnya mengubah dukungan dari berada di luar pemerintahan menjadi pendukung pemerintah.
"Apakah Golkar,PPP dan PAN memilih meninggalkan KMP itu namanya intervensi? Menurut saya tidak. Karena mereka mereka lihat KMP itu masa lalu, dan Jokowi masa depan. Itu alasannya. Bukan intervensi. Coba tanya sama PAN, sama PPP, sama Golkar, mereka merasa diintervensi atau melihat KMP itu masa lalu atau Jokowi masa depan?" kata Maruarar dalam diskusi dua tahun pemerintah Jokowi Publik: Evaluasi Publik Nasional, Saiful Mujani Research and Consulting, di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Minggu (23/10/2016).
Bahkan, Anggota Komisi XI DPR ini mengatakan dalam sebuah lembaga survei, dukungan Golkar kepada Presiden Jokowi membuat elektabilitas partai tersebut naik.
"Ketika Golkar mendukung Jokowi, surveinya naik. Padahal, baru memutuskan mendukung. Boleh dicek itu," tuturnya.
Dalam evaluasi dua tahun pemerintahan Jokowi-JK SMRC ini, disebutkan 69 persen warga puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Kemudian, 63 persen puas dengan kinerja Wakil Presiden Jusuf Kalla. Serta, 58 persen puas dengan kinerja menteri secara umum.
Selain itu, survei ini juga merekam prospek calon presiden untuk masa depan. Dukungan untuk Jokowi menguat bila Pilpres dilakukan sekarang. Dalam jawaban spontan, Jokowi mendapatkan dukungan sebesar 32,9 persen warga. Sedangkan dengan metode pertanyaan semu terbuka yang memunculkan nama, 44,5 persen warga mendukung Jokowi.
"Nah ini bisa dilihat, dari metode top of mind (spontan), nomor dua sampai terakhir kalau digabung masih kalah sama Pak Jokowi. Sedangkan pertanyaan semi terbuka yang menyebut nama, sama juga. Dr nomor dua yang hasilnya 14,3 digabung sampai paling bawah juga masih kalah (dengan Jokowi)," kata Maruarar.
Untuk diketahui, Survei ini dilakukan pada 13-17 Oktober dengan populasi 1220 responden yang dipilih secara random dengan syarat WNI pemilik hak pilih. Wawancara dilakukan dengan cara tatap muka dengan rincian sebesar reponse rate sebesar 1035 atau 84,8 persen dengan margin of error rata-rata 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
BERITA MENARIK LAINNYA:
Ahok Ceritakan Seorang Ibu Hajah yang Selalu Membelanya
Jaksa Cecar Misteri Hilangnya Celana Robek, Ini Jawaban Jessica
Ini Isi Ajakan Membully Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto
Ini Sosok Cantik Nara Masista yang 'Sentil' 6 Negara di PBB
Kejujuran Reza Akui Praktik Seks Aa Gatot Diapresiasi
Ini Pengakuan Pengikut Dimas Kanjeng yang Sulit Dinalar
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional