Suara.com - Seri pamungkas di Valencia, Spanyol, Minggu (13/11/2016), menjadi momen yang penuh mengharukan bagi tim Ducati. Di hari itulah, mereka terpaksa harus mengucapkan salam perpisahan kepada salah satu pebalapnya, Andrea Iannone.
Musim depan pebalap berkebangsaan Italia itu tak akan lagi membalap bersama Ducati. Iannone hijrah ke Suzuki, menggantikan Maverick Vinales yang pindah ke Yamaha yang tidak lain mengisi kursi kekosongan yang ditinggalkan Jorge Lorenzo ke Ducati.
Sebelumnya, pihak Ducati mengalami dilema besar, karena disudutkan pada dua pilihan antara memilih Iannone atau Andrea Dovizioso untuk bertandem dengan Lorenzo musim depan. Setelah melalui berbagai pertimbangan, Ducati akhirnya memilih mendepak Iannone.
"Itu adalah pilihan yang sangat sulit. Bahkan, dari sudut pandang kemanusiaan, itu adalah keputusan terberat dalam karier profesional saya," kata Manajer Umum Ducati Corse, Gigi Dall'Igna.
"Karena kedua pebalap telah banyak membantu dalam mengembangkan motor. Kedua pebalap memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing."
"Sulit sekali mencari solusi yang lebih baik dan kompromi yang masuk akal. Tapi, kami sadar cepat atau lambat, kami harus membuat keputusan," tambah Dall'Igna.
Lebih jauh, Dall'Igna tak ingin menyesali keputusan timnya mendepak Iannone. Ducati, kata Dall'Igna, lebih fokus memikirkan perkembangan ke depan ketimbang harus memikirkan hal yang sudah berlalu.
"Keputusan sudah dibuat. Kami harus konsisten dengan keputusan itu demi masa depan. Jadi, kami tidak perlu lagi pedulikan apa yang telah berlalu," tegasnya.
Iannone sendiri memiliki jasa besar bagi Ducati, karena menjadi pebalap pertama Ducati yang memenangi balapan di MotoGP sejak terakhir dilakukan Casey Stoner pada seri 16 di Sirkuit Phillip Island, Australia, 17 Oktober 2010.
Prestasi itu diukir Iannone saat seri 10 musim ini di Sirkuit Red Bull Ring, Spielberg, Austria, 14 Agustus lalu. (Sport Fair)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu