Suara.com - Sekitar 1.500 siswa dan guru Sekolah Menengah Atas di Berkeley, California, keluar dari kelas-kelas mereka, pada hari Rabu (10/11/2016) untuk memprotes kemenangan kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump.
Mereka menggemakan kata-kata "bukan presiden kami", seperti diberitakan Antara.
Para siswa berdemonstrasi di halaman Berkeley High School, menurut Charles Burress, juru bicara Berkeley Unified School District, yang memperkirakan jumlah siswa yang terlibat.
Mereka kemudian beriring-iringan menuju kampus University of California di Berkeley, kota yang dikenal karena politik progresifnya.
"Kita duduk di sini, memutar waktu kita ke masa pemilihan 1950. Tahu kenapa? Trump membuat kita menyadari betapa kebencian dan kebodohan masih ada," kata satu siswi berujar dalam demonstrasi, menurut siaran video langsung yang ditayangkan di aplikasi media sosial Periscope.
Siswi tersebut mengatakan orang-orang dengan kulit berwarna merasa takut akan kemungkinan dikriminasi, keluarga-keluarga imigran sekarang khawatir atas ancaman deportasi yang dilancarkan Trump.
Foto-foto yang diunggah ke Twitter memperlihatkan ratusan siswa sedang melakukan protes. Banyak di antaranya mengusung tulisan-tulisan yang mencela president terpilih itu serta mengibar-ngibarkan bendera Meksiko bersama tagar #NotMyPresident dan #BHSWalkout.
Salah satu janji yang diutarakan Trump saat kampanye adalah bahwa ia mendirikan benteng di sepanjang perbatasan dengan Meksiko guna menghalau para imigran ilegal.
Burress mengatakan sejumlah guru ikut berdemonstrasi bersama murid-murid mereka namun ia tidak menyebutkan jumlahnya.
Aksi unjuk rasa juga dilakukan oleh ratusan mahasiswa University of Texas dan beberapa kelompok kecil siswa yang keluar dari kelas mereka di Oakland dan Seattle, Washington.
Rangkaian demonstrasi di jalan direncanakan akan berlangsung pada Rabu di New York, Boston, Chicago dan kota-kota lainnya, menurut keterangan yang muncul di sosial media.
Sebuah halaman Facebook soal unjuk rasa yang dijadwalkan digelar di Union Square Park di Manhattan, New York, menunjukkan lebih dari 8.000 orang akan ikut serta dalam aksi tersebut.
Malam sebelumnya, rangkaian protes massa terjadi di sekitar San Fransisco Bay Area dan lokasi-lokasi lainnya di Amerika Serikat sebagai reaksi atas terpilihnya Donald Trump sebagai presiden.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
Terkini
-
IKAHI Sumut Turun Tangan, Kebakaran Rumah Hakim PN Medan Bukan Sekadar Musibah Biasa?
-
Geledah Rumdin Gubernur Riau Abdul Wahid usai Tersangka, KPK Cari Bukti Apa Lagi?
-
Miris! Kakak Adik di Kendal 2 Minggu Cuma Minum Air, Tidur Bersama Jasad Ibu Demi Wasiat
-
Terbongkar! Segini Uang 'Jatah Preman' yang Diterima Gubernur Riau, KPK Beberkan Alirannya
-
Warga Protes Bau Tak Sedap, Pemprov DKI Hentikan Sementara Uji Coba RDF Rorotan
-
Pasca OTT, KPK Bergerak Geledah Rumah Dinas Gubernur Riau Abdul Wahid
-
Gubernur Riau Plesiran ke Inggris-Brasil Pakai Duit 'Jatah Preman', Mau ke Malaysia Keburu Diciduk
-
Soeharto Bakal Dapat Gelar Pahlawan Nasional? Legislator Minta Penilaian Berimbang dan Komprehensif
-
Lewat 1x24 Jam Pasca-OTT, Dalih KPK Baru Umumkan Gubernur Riau Tersangka: Masalah Teknis, Bukan...
-
Bappenas Sebut Penerapan Manajemen Risiko Menjadi Arah Baru Dalam Tata Kelola Pembangunan Nasional