Polda Metro Jaya sedang menelusuri orang yang mengajak rush money atau penarikan uang secara massal dari bank pada tanggal 25 November. Ajakan ini disebarkan lewat media sosial bersamaan dengan maraknya tuntutan penegakan hukum terhadap kasus dugaan penistaan agama yang dituduhkan kepada Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan isu penggulingan Presiden Joko Widodo.
"Itu sedang kami selidiki ya, siapa yang menjadi pelakunya," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Fadil Imran di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (22/11/2016).
Fadil menegaskan kepolisian serius merespon kasus ini. Menurut dia ajakan yang disebarkan lewat media sosial tersebut sudah meresahkan masyarakat dan bisa mengancam negara.
"Kami serius untuk mencari sumber awal yang melemparkan isu rush money dan kita tidak akan diam," ujar Fadil.
Fadil mengimbau masyarakat jangan terpengaruh dengan isu semacam itu. Masyarakat diimbau tetap tenang.
"Masyarakat jangan percaya," ujar Fadil.
Sebelumnya, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan polisi sudah mendeteksi penyebar isu rush money di media sosial.
"Masalah rush money, saat tim cyber kita sedang melakukan penyelidikan, sudah terdeteksi. Ya, pihak-pihak tertentu yang dengan sengaja menyebarluaskan informasi, yang kita lihat tujuannya ingin menimbulkan keresahan di masyarakat menimbulkan kepanikan terus masyarakat mengambil uang di bank atau menginginkan terjadinya rush," kata Boy di Mabes Polri, Jalan Trunujoyo, Jakarta Selatan, Senin (21/11/2016).
Namun, Boy enggan menyebutkan siapa yang telah terdeteksi menyebarkan isu tersebut. Dia hanya mengatakan jika tim Cyber Crime Mabes Polri telah mengantongi data penyebar isu.
"Saya tidak bisa sampaikan pihak mana yang terdeteksi tapi unit cyber sudah pegang data," kata Boy.
Berita Terkait
-
Usai Diserang Isu SARA, RK Janji Bikin Program ke Vatikan dan Yerusalem, Apa Alasannya?
-
AMIN Teken 13 Pakta Integritas Ijtima Ulama, TPN Ganjar-Mahfud: Sudah Tak Laku, Lebih Khawatir Politik Dinasti
-
Ganjar Pranowo ke Pendukungnya: Haram Hukumnya Bawa Isu SARA!
-
Bukan Pesta Demokrasi: Penyakit-penyakit Musim Pemilu yang Akan Menjangkit
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Gus Ipul Tegaskan Stiker Miskin Inisiatif Daerah, Tapi Masalahnya Ada 2 Juta Data Salah Sasaran
-
Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah
-
Misteri Grup WA Terjawab: Kejagung Bantah Najelaa Terlibat Skandal Chromebook
-
DPD RI Gelar DPD Award Perdana, Apresiasi Pahlawan Lokal Penggerak Kemajuan Daerah
-
Program Learning for Life, Upaya Kemenpar Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
-
Berkas Lengkap! Aktivis Delpedro Cs akan Dilimpahkan ke Kejati DKI Rabu Besok
-
Sudah Vonis Final, Kenapa Eksekusi Harvey Moeis Molor? Kejagung Beri Jawaban
-
Sinergi Polri dan Akademi Kader Bangsa: Bangun Sekolah Unggul Menuju Indonesia Emas 2045