Suara.com - Pasukan Irak yang tengah melancarkan serangan ke kota Mosul dari arah timur berhasil menewaskan hampir 1.000 anggota ISIS.
Meski demikian, pasukan Irak kini mengalami kesulitan menghadapi ISIS yang bersembunyi di rumah-rumah warga sipil sekitar kota.
Pertempuran di dalam kota mengalami perlambatan karena pihak pemerintah tidak bisa lagi menggunakan tank dan peralatan berat untuk menghindari korban sipil yang menjadi tameng gerilyawan ISIS.
Salah satu komandan pasukan khusus, Mayjen Abdul Ghani Al Asadi, mengatakan tentaranya telah beradaptasi dengan taktik ISIS dengan mengepung distrik satu per satu untuk memotong suplai logistik musuh.
"Awalnya pertempuran berjalan cepat karena kami membuka daerah tanpa ada warga sipil," kata Asadi.
"Kami sekarang sudah sampai di area permukiman. Kami harus melindungi mereka dengan mengepung distrik satu per satu," kata dia.
Dia menambahkan sekitar 990 anggota ISIS telah tewas dalam pertempuran dari timur. Dia tidak mengungkap jumlah korban dari pihak pemerintah.
"Kami mengubah rencana karena perubahan strategi musuh. ISIS kini berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tidak menetap di satu lokasi," kata dia.
"Tank tidak bisa digunakan, sementara meriam juga tidak efektif. Sementara pesawat dari pihak koalisi juga terbatas pergerakannya menghindari korban sipil," kata Asadi.
Pemerintah Irak sendiri meminta warga Mosul untuk berlindung di rumah di tengah pertempuran karena organisasi humaniter sudah tidak bisa lagi menampung ratusan ribu orang yang lari dari kota tersebut.
Lebih dari satu juta orang diduga masih bertahan di kota terbesar daerah utara Irak tersebut.
Upaya mengalahkan ISIS di Mosul, wilayah terbesar terakhir yang dikuasai ISIS di Irak, adalah langkah penting bagi penghancuran kekhalifahan Abu Bakr Al Baghdadi.
Sejumlah komandan memperkirakan pertempuran di Mosul akan terjadi selama beberapa bulan.
Puluhan distrik di daerah timur harus dikuasai terlebih dahulu sebelum pasukan pemerintah maju ke Sungai Tigris yang membelah Mosul menjadi dua bagian, timur dan barat.
Menurut Mayor Jenderal Najm al-Jubbouri, bagian barat kota Mosul bisa jadi lebih berbahaya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Kronologi Penumpang Wings Air Tuding Pramugari Kuras Emas dan Dollar di Pesawat
-
Detik-detik Penumpang 'Ngamuk', Tuding Pramugari Curi Emas & Dollar di Pesawat Wings Air
-
Ada Sinyal Rahasia? Gerak-Gerik Dua Pria di Belakang Charlie Kirk Disebut Mencurigakan
-
Prabowo Setuju Bentuk Komisi Reformasi Polisi dan Tim Investigasi Independen Demo Ricuh
-
Usai Diperiksa KPK, Deputi Gubernur BI Jelaskan Aturan Dana CSR
-
Emas & Ribuan Dollar Lenyap di Pesawat Wings Air Viral, Pramugari Dituduh Jadi Pelaku
-
CEK FAKTA: Isu DPR Sahkan UU Perampasan Aset Usai Demo Agustus 2025
-
7 Cara Melindungi Kulit dan Rambut dari Polusi Udara, Wajib Rutin Keramas?
-
Rehat dari Sorotan, Raffi Ahmad Setia Dampingi Ibunda Amy Qanita Berobat di Singapura
-
Gerakan Muda Lawan Kriminalisasi Tuntut Prabowo Bebaskan Aktivis dan Hentikan Kekerasan Negara