Suara.com - Lembaga riset Charta Politika Indonesia merilis hasil survei tingkat elektabilitas tiga kandidat gubernur Jakarta periode 2017-2022, hari ini. Survei tersebut juga diakukan untuk menggambarkan alasan responden memilih dan tidak Agus Harimurti Yudhoyono, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Anies Baswedan.
Pertama Agus. Responden yang memilih Agus karena faktor ketegasan, sebanyak 23,1 persen.
"Faktor lain alasan memilih AHY adalah ganteng (19,4), berwibawa (11,1), dan program kerjanya (4,6) persen. Ada juga faktor lainnya adalah masih muda, seagama, dan anak Susilo Bambang Yudhoyono," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya di kantornya, Jalan Cisanggiri III, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (29/11/2016).
Hasil survei juga menggambarkan kenapa sebagian responden tidak mau memilih Agus. Antara lain, karena dia belum berpengalaman dengan persentase 20,3 persen, belum terbukti (3,7), tidak dikenal (3,3), tidak merakyat (1,4), dan terakhir karena sama dengan ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (0,8).
"Sedangkan Ahok dipilih karena dinilai kerja nyata (34), tegas (23,6), bagus (6,1), jujur (2,4), berwibawa (0,9)" katanya.
Adapun alasan sebagian responden tidak mau memilih Ahok karena gaya bicaranya yang kasar, mencapai 17,1 persen, karena agama yang dianut, sebesar 15,9 persen, dan terakhir karena diduga menistakan agama, sebesar enam persen.
"Kemudian Anies dipilih karena dinilai ramah (18,4), baik dan tegas (13,8), pintar (11,7). Sementara alasan tidak dipilihnya Anies karena belum berpengalaman, tidak dikenal, dan dinilai gila jabatan," kata Yunarto.
Sementara jika pemilih dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, pasangan Agus-Sylviana Murni mendapat pemilih perempuan sebanyak 32,3 persen.
"Kalau laki-laki (30,2) memilih pasangan Ahok-Djarot. Agus-Sylvi unggul pada kategori usia 30-39 tahun, Ahok-Djarot unggul pada usia 20-29 tahun, dan Anies-Sandi unggul pada kategori pemilih pemula," kata Toto.
Charta Politika Indonesia melakukan survei pada tanggal 17-24 November 2016 atau sehari setelah Ahok ditetapkan menjadi tersangka, dengan menggunakan wawancara tatap muka. Charta Politika berhasil mengambil sampel sebanyak 733 responden dari 800 responden yang direncanakan. responden tersebar di lima wilayah kota administrasi dan Kepulauan Seribu. Adapun metode yang digunakan adalah acak bertingkat (mutistage random sampling) dengan margin of error sekitar 3,5 persen pada tingkat kepercayaannya 95 persen.
Berita Terkait
-
Air Laut Nyaris Sejajar Tanggul Pantai Mutiara, Bisa Bikin Monas Kebanjiran?
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
Terkini
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan
-
Polisi Gadungan Bersenpi Peras Korban di ATM Pondok Gede, Motor dan Uang Rp 4,2 Juta Raib!
-
Jimly Asshiddiqie Sebut Cuma Ada Tiga Pejabat Berwenang yang Bisa Batalkan Perpol 10/2025
-
Pengembang Dibuat 'Panas Dingin', Apa Alasan Sebenarnya KDM Setop Sementara Izin Perumahan di Jabar?
-
Lumpur Setinggi 2 Meter Mustahil Disingkirkan? Ini Solusi Manfaatkan Kayu Gelondongan Sisa Banjir
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL