Suara.com - Dewan Keamanan PBB, Rabu, menjatuhkan sanksi baru terhadap Korea dengan menargetkan penurunan pendapatan ekspor tahunan negara itu sebesar 25 persen.
Sanksi baru dikeluarkan sebagai hukuman atas uji coba nuklir kelima dan terbesar yang dilakukan Pyongyang pada bulan September.
Kelima belas negara anggota Dewan Keamanan sepakat mengesahkan resolusi untuk memangkas produk ekspor terbesar Korea Utara, yaitu batu bara, sekitar 60 persen dengan penjualan tahunan paling banyak sebesar 400,9 juta dolar AS (Rp5,4 triliun) atau 7,5 juta metrik ton.
Resolusi yang dirancang Amerika Serikat itu juga melarang Korut mengekspor tembaga, nikel, perak dan seng ataupun menjual patung-patung.
Setelah pemungutan suara terhadap resolusi tersebut, Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power, menuturkan bahwa AS merasa realistis menyangkut apa yang akan dicapai dengan dikeluarkannya sanksi-sanksi baru bagi Korea Utara.
"Tidak akan ada resolusi (yang dikeluarkan) di New York yang mungkin, keesokan hari, akan membuat Pyongyang menghentikan upayanya (mengembangkan) senjata nuklir. Tapi, resolusi ini untuk pertama kalinya akan memberikan dampak terhadap rezim DPRK (Democratic People's Republic of Korea, nama resmi Korut, red) karena sudah membangkang tuntutan Dewan," ujarnya.
"Secara keseluruhan, resolusi ini akan memangkas setidaknya uang 800 juta dolar setiap tahun yang harus dikeluarkan DPRK untuk mendanai program persenjataan terlarang yang dikembangkannya, itu berarti 25 persen dari seluruh pendapatan ekspor DPRK," kata Power, seperti dilaporkan Antara.
Korut sejak 2006 sudah berada di bawah sanksi-sanksi PBB akibat uji coba nuklir dan peluru kendali balistik yang dilancarkannya. Uji nuklir terbaru yang dilakukan negara itu adalah pada 9 September.
"Sanksi hanya akan efektif jika diterapkan," kata Sekretaris Jenderal PBB Bank Ki-moon kepada Dewan Keamanan dan menyatakan harapan agar semua anggota PBB memastikan agar sanksi dijalankan secara penuh.
Walaupun China mengatakan pihaknya menentang uji coba nuklir Korut, Duta Besar China untuk PBB Liu Jieyi menuding AS dan Korea Selatan mengobarkan konfrontasi dengan Korea Utara melalui peningkatan latihan dan keberadaan militer.
Resolusi PBB itu memasukkan ke daftar hitam 11 sosok lagi, termasuk mantan duta besar Korut untuk Mesir dan Myanmar, serta 10 entitas. Mereka dilarang bepergian ke luar negeri dan aset-asetnya dibekukan karena berkaitan dengan program nuklir dan peluru kendali Korea Utara.
Resolusi juga meminta negara-negara anggota PBB untuk mengurangi jumlah staf pada misi-misi Korut di luar negeri serta mewajibkan para negara untuk membatasi jumlah rekening bank menjadi hanya satu untuk setiap misi diplomatik Korea Utara.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Guru Takut Tegur Murid Merokok? Dilema HAM VS Disiplin Hancurkan Wibawa Pendidik
-
Keakraban Prabowo dan Trump Jadi Bahan Lelucon Jimmy Kimmel di TV Nasional
-
Blak-blakan di Sidang ASDP, Mantan Wakil Ketua KPK: Hapus Pasal 'Kerugian Negara'
-
Bikin Pedagang Pasar Tersiksa, APPSI Tolak Raperda KTR DKI Jakarta
-
60 Koperasi Merah Putih Terima Dana Rp6 Miliar, Menkop Ferry Ingatkan Soal Kejujuran
-
Dugaan Ijazah Palsu Arsul Sani, Jika Terbukti Wajib Mundur dari Hakim MK
-
Di Balik Sertifikat Akreditasi: Upaya Klinik dan LAFKESPRI Jaga Mutu Layanan Kesehatan Indonesia
-
Soroti Kesenjangan Energi, Akademisi: Target Listrik 5.700 Desa Harus Wujudkan Keadilan Akses!
-
Hadapi Nyinyiran, Prabowo Beberkan Bukti Keberhasilan MBG: 99,99% Sukses!
-
Dipuji Dunia, Disindir di Negeri Sendiri: Prabowo Bela Program Makan Bergizi Gratis dari Cibiran