Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berjalan kaki menuju lapangan Monas [suara.com/Erick Tanjung]
Juru bicara Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin mengatakan selama masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang tidak pernah aparat keamanan menangkap aktivis. Ketika itu, banyak aktivis, di antaranya Ratna Sarumpaet yang mengkritik Yudhoyono dengan keras.
"Saya kira ini kebebasan berekspresi, di masa lalu di Pak SBY hampir nggak ada ya, bukan bukan ke Jokowi aja. Kalau kita liat Ratna Sarumpaet, contoh yang sangat keras bukan hanya Jokowi aja, tapi kepada Pak SBY, tapi nggak pernah (ditangkap), "ujar Didi kepada Suara.com di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, nomor 41, Menteng, Jakarta, Senin (5/12/2016).
Pernyataan Didi menanggap penangkapan terhadap 11 tokoh pada pagi hari menjelang aksi damai di lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Mereka ditangkap dengan tuduhan kasus upaya makar, penghinaan terhadap Presiden Jokowi, dan pelanggaran UU ITE.
"Saya kira ini kebebasan berekspresi, di masa lalu di Pak SBY hampir nggak ada ya, bukan bukan ke Jokowi aja. Kalau kita liat Ratna Sarumpaet, contoh yang sangat keras bukan hanya Jokowi aja, tapi kepada Pak SBY, tapi nggak pernah (ditangkap), "ujar Didi kepada Suara.com di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, nomor 41, Menteng, Jakarta, Senin (5/12/2016).
Pernyataan Didi menanggap penangkapan terhadap 11 tokoh pada pagi hari menjelang aksi damai di lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Mereka ditangkap dengan tuduhan kasus upaya makar, penghinaan terhadap Presiden Jokowi, dan pelanggaran UU ITE.
Tiga tokoh yang dijadikan tersangka dan kemudian ditahan yaitu Sri Bintang Pamungkas, Ketua Aliansi Masyarakat Jakarta Utara Jamran, dan Ketua Komando Barisan Rakyat Rizal Izal.
Sedangkan tujuh tersangka lainnya yang dibebaskan yaitu Ketua Bidang Pengkajian Ideologi Partai Gerindra Eko Suryo Santjojo, mantan anggota staf ahli Panglima TNI Brigadir Jenderal (purn) Adityawarman Thaha, mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Kivlan Zein, aktivis Solidaritas Sahabat Cendana Firza Husein, Rachmawati Soekarnoputri, tokoh buruh Alvin Indra Al Fariz, dan aktivis Ratna Sarumpaet.
Serta calon wakil bupati Bekasi Ahmad Dhani yang dikenakan dengan pasal dugaan penghinaan Presiden juga dibebaskan. Satu tokoh yang ditangkap belakangan berinisial AF.
Didi menambahkan di era pemerintahan Yudhoyono sangat mengedepankan dialog ruang demokrasi.
"Karena mereka (aktivis) pada saat zaman Pak SBY sangat keras, tapi kami Alhamdulillah tidak pernah sampai harus menangkap membuka dialog ruang demokrasi seluas-luasnya," tuturnya
Didi yang juga pengacara pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, mengatakan seharusnya di era demokrasi, pemerintah bisa menerima apapun masukan bukan melakukan tindakan represif seperti melakukan penangkapan.
"Saya pikir biarlah di era demokrasi, kebebasan itu menjadi menjadi pembelajaran bagi pemerintah. Sepahit apapun menjadi masukan, bahwa ini ada hal-hal yang memang inginnya rakyat, begini begini nggak apa-apa kan ditampung, ketimbang lalu harus represif menangkap mereka, saya kurang berpendapat," kata dia.
Didi menambahkan di era pemerintahan Yudhoyono sangat mengedepankan dialog ruang demokrasi.
"Karena mereka (aktivis) pada saat zaman Pak SBY sangat keras, tapi kami Alhamdulillah tidak pernah sampai harus menangkap membuka dialog ruang demokrasi seluas-luasnya," tuturnya
Didi yang juga pengacara pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, mengatakan seharusnya di era demokrasi, pemerintah bisa menerima apapun masukan bukan melakukan tindakan represif seperti melakukan penangkapan.
"Saya pikir biarlah di era demokrasi, kebebasan itu menjadi menjadi pembelajaran bagi pemerintah. Sepahit apapun menjadi masukan, bahwa ini ada hal-hal yang memang inginnya rakyat, begini begini nggak apa-apa kan ditampung, ketimbang lalu harus represif menangkap mereka, saya kurang berpendapat," kata dia.
Komentar
Berita Terkait
-
Sayembara Logo Projo Ramai Antusias dari Warganet, Hasilnya di Luar Dugaan
-
Soal Whoosh Disebut Investasi Sosial, Anggota Komisi VI DPR: Rugi Ini Siapa Yang Akan Talangi?
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Setahun Pasca-Jokowi: Rakyat Curigai 'Nyawa Busuk' dan Potensi Kejahatan dalam Kebijakan Masa Lalu!
-
Roy Suryo Cs Berhasil Dapatkan Salinan Ijazah Jokowi dari KPU
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Hasil 'Jatah Preman' Rp2,25 M, Gubernur Riau Palak Anak Buah buat Pelesiran ke London hingga Brasil
-
Hari Ini Bergerak Geruduk DPR, Demo Buruh KASBI Bakal Dijaga Ketat 1.464 Aparat
-
5 Fakta PNS Probolinggo Memperkosa Keponakan Hingga Korban Depresi
-
Inovasi AI yang Mendorong Kualitas Riset dan Akademik Indonesia
-
Terseret Kasus Ekspor CPO, Dua Raksasa Sawit Bayar Uang Pengganti Triliunan dengan Cara Dicicil!
-
MBG ala Jusuf Hamka, Makan Gratis yang Bikin Anak-Anak SD Tambora Senyum Ceria
-
Gubernur Riau Diduga Pakai Uang Pemerasan untuk Jalan-Jalan ke Inggris dan Brasil
-
KPK Lamban Ungkap Tersangka Korupsi Gubernur Riau, Apa Alasannya?
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara