Suara.com - Pemerintah Malaysia, pada hari Jumat (6/1/2017) menyatakan pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370, akan berakhir dua pekan mendatang.
Pencarian di wilayah 120 ribu kilometer persegi, yang dianggap pakar sebagai tempat pesawat tersebut jatuh, dianggap selesai.
Penyelidik pada bulan lalu menyarankan pencarian diperpanjang seluas 25 ribu kilometer persegi hingga wilayah lebih jauh ke arah utara Samudra Hindia setelah mereka mengakui pada tempat pencarian sebelumnya mungkin salah.
Namun, Menteri Perhubungan Malaysia, Liow Tiong Lai, kepada wartawan menyatakan pencarian di daerah seluas 120 ribu kilometer persegi akan dirampungkan, bahkan pencarian akan diakhiri karena tidak ada "petunjuk pasti" mengarah untuk perpanjangan.
Laporan terkini, yang dikeluarkan koordinator pencarian, Biro Keselamatan Angkutan Australia, akan diselesaikan dalam satu atau dua pekan, kata dia.
"Pencarian segera berakhir setelah itu," kata Liow sebagaimana dikutip kantor berita Bernama yang dikutip oleh Antara.
Laporan tersebut akan disampaikan secara online, dia mengatakan, "Semua putusan akan mengacu pada laporan yang akan dibuat kemudian."
Pesawat MH-370 itu hilang pada Maret 2014 berikut 239 penumpang dan awak di dalamnya, sebagian besar dari mereka berkewarganegaraan China, dalam perjalanan Ibu Kota Malaysia di Kuala Lumpur menuju Beijing.
Di mana pesawat itu berada akan menjadi salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia. Anggota keluarga korban mendesak pencarian agar dilanjutkan dan diperpanjang ke wilayah lain.
Baca Juga: Peserta Diskusi "Jokowi Undercover" Diperiksa Bareskrim
Tiga negara ikut terlibat dalam pencarian pesawat tersebut, yakni Malaysia, Australia, dan China. Mereka akan bertemu sebelum 28 Januari mendatang untuk memutuskan tindakan selanjutnya, kata Liow.
Pada bulan lalu, pemerintah Australia juga menolak rekomendasi utnuk memperpanjang pencarian dengan menyebutkan lemahnya akurasi barang bukti.
Sebanyak 33 keping reruntuhan, yang diduga berasal dari pesawat tersebut, ditemukan, termasuk bagian sayap dan ekor, di lepas Pantai Mauritius, pulau Reunion milik Prancis di Samudra Hindia, Mozambik, Tanzania, dan Afrika Selatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
Terkini
-
Peringati September Hitam, Aliansi Perempuan Indonesia Kritik Pemerintah dan Upaya Pembungkaman
-
Profil Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli yang Mundur usai Didemo: Karier Politik dan Kontroversi
-
Usai Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Kalau Bersih Kenapa Harus Risih?
-
Profil Rajyalaxmi Chitrakar: Istri Eks PM Nepal yang Tewas Terbakar Hidup-Hidup
-
'Gak Usah Takut, Saya Udah Jago!' Gebrakan Kontroversial Menkeu Purbaya Jamin RI Aman dari Krisis
-
Lepasin Aja Lagi!: Ironi Penegak Hukum dan Jeritan Keadilan di Cikarang Utara yang Bikin Geram
-
Heboh Aksi Koboi Jalanan di ITC Permata Hijau, Pemotor Todong Pistol usai Cekcok dengan Sopir Ojol
-
6 Fakta Demo Nepal: Pemerintah Digulingkan, Rakyat Muak dengan 'Nepo Baby'
-
Baru Jadi Menteri, Ferry Juliantoro Dirujak Netizen Usai Ngaku Pernah Jadi Wakil Presiden
-
Warga Sumatera Utara Bisa Berobat Pakai KTP Mulai Oktober 2025