Suara.com - Pemerintah fokus menggunakan sosialisasi literasi dan konsultasi publik untuk menangani penyebaran hoax di media sosial. Literasi ini dilakukan untuk masyarakat dengan melibatkan nitezen di semua lapisan dan komunitas.
"Literasi itu yang paling baik melibatkan masyarakat semua netizen dan komunitas apapun. Sebab itu menjadi (penanganan) pertama kalau ada apa-apa di dunia maya dari sisi konten, misalnya kalau ada hoax harus napis, itu lebih cepat karena pemerintah tidak akan bisa melihat semua di dunia maya. Pemerintah kan tidak masuk ke dunia privat, publik iya," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/1/2017).
Dia menjelaskan, program literasi dan edukasi kepada masyarakat lebih utama ketimbang pembatasan akses publik di dunia maya. Hal ini telah diatur dalam undang-undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) yang baru direvisi.
"Di undang-undang revisi yang baru juga ada, artinya substansinya pada literasi, edukasi dan pembatasan akses atau pemutusan akses. Karena kalau fokus pada pembatasan akses, kita akan seperti menyembuhkan orang sakit, kasih obat. Lebih baik kita membuat orang sehat, diberi asupan 4 sehat 5 sempurna, itu literasi dan edukasi," ujar dia.
Dia menambahkan, program literasi dan edukasi masyarakat melalui berbagai komunitas tidak dibatasi waktu. Pemerintah akan turun langsung ke masyarakat untuk menyosialisasikan hal tersebut.
"Nanti hari Minggu saya ke Lombok mengajak masyarakat di sana, komunitas disana, sekalian sosialisasi revisi undang-undang (ITE). Jadi membuat masyarakat lebih bisa memanfaatkan media sosial untuk hal positif. Misalnya ibu-ibu, dari pada istilahnya bergunjing, gosip ria, kan di Islam yang pertama harus pastikan informasi itu benar, kalau tidak benar jadinya fitnah. Fitnah itu berdosa. Sedangkan kalau benar dikirim tidak ada manfaatnya bergunjing gibah, tidak mendapat pahala walaupun tidak berdosa," terang dia.
"Dari pada itu yang bisa bikin kue pakai media sosial seperti facebook, saya bisa bikin kue ini siapa mau beli, saya bisa jahit siapa mau pesan. Caranya bagaimana memanfaatkan konten lebih baik," lanjut dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar