Suara.com - Hari ini, penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya memeriksa saksi ahli dari Bank Indonesia yaitu Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI Decymus. Pemeriksaan tersebut terkait tuduhan pimpinan Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab bahwa logo Bank Indonesia di uang rupiah bergambar palu arit atau simbol komunisme.
Decymus datang ke Polda Metro Jaya didampingi sejumlah orang, di antaranya Deputi Direktur Dapertemen Komunikasi BI Andi Wiyana.
Usai menjalani pemeriksaan, Andi memberikan keterangan pers.
"Kami penuhi panggilan atas laporan mengenai dugaan penyebaran informasi yang tidak benar terhadap video yang beredar. Jadi kita ditanyakan bagaimana fitur - fitur pengamannya (uang kertas Rp100 ribu) seperti apa, mengapa ada di situ dan lain sebagainya," kata Andi.
Andi menegaskan bahwa tidak benar ada logo palu arit dalam lembaran uang Rp100 yang terbaru.
Andi menjelaskan gambar yang terdapat dalam mata uang disebut sebagai rectoverso atau gambar saling isi. Rectoverso pada uang kertas rupiah dapat dilihat pada bagian depan uang di sudut kiri atas di bawah angka nominal dan pada bagian belakang uang di sudut kanan atas di bawah nomor seri.
"Jadi itu kami menjelaskan bahwa itu tidak benar bahwa itu adalah unsur pengamanan dalam uang itu," ujar Andi.
"Jadi dalam potongannya memang berubah. Karena kita sesuaikan tidak selalu sama. Karena itu kita lakukan agar semakin susah ditiru dan dipalsukan itu juga unsur pengamanan yang paling susah ditiru," Andi menambahkan.
Andi mengatakan BI sudah sosialisasi ke publik mengenai mata uang terbaru.
"Untuk sosialisasi sudah. Kita bisa lihat di bank - bank umum ada posternya. Kalau memang perlu dilaksanakan sosialisasi kami juga akan merencanakan sosialisasi tapi tentu itu hal berbeda dengan dinamika yang terjadi. Karena masyarakat kalau mau bertanya apapun juga tugas BI dapat menghubungi kontak center kita di 131," ujar Andi.
Berita Terkait
-
Ekonomi Dunia di Ambang Melambat, Bos BI Ungkap Biang Keroknya
-
The Fed Pangkas Suku Bunga, Apa Dampaknya Terhadap Perbankan Indonesia?
-
Hati-hati QRIS Bodong, Modus Ini Dipakai Pelaku
-
Bos BI Senang Pemerintah Guyur Dana Rp 200 Triliun ke Bank, Likuiditas Luber
-
Pahitnya Ekonomi RI: Lesunya Konsumsi Rumah Tangga Imbas Cari Pekerjaan Sulit
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU