Tiga pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (ketiga kiri), dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengambil nomor urut Pilkada [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Hasil survei Polmark Indonesia menyebutkan tingkat elektabilitas pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan - Sandiaga Uno lebih unggul dibandingkan dua pasangan calon lainnya yakni Basuki-Djarot dan Agus-Sylvi. Berdasarkan survei Anies-Sandi 25,3 persen, Agus-Sylvi 23,9 persen dan Basuki-Djarot 20,4 persen, rahasia 23 persen dan tidak menjawab 7,4 persen.
CEO dan Founder Polmark Indonesia, Eep Saefullah Fatah mengklaim elektabilitas Anies-Sandi meningkat tajam karena faktor sosoknya yang teladan.
"Kepribadian atau karakter yang layak sebagai pemimpin, terutama keteladanan Anies diatas (unggul). Kalau Ahok itu jauh di bawah," kata Eep dalam konfrensi pers di hotel Akmani, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis (19/1/2017).
Namun ia mengakui dalam survei ditemukan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Syaiful Hidayat dinilai memiliki kinerja yang bagus dan berpengalaman dibanding dua pasangan calon lainnya. Namun Ahok elektabilitasnya turun dipengaruhi kasus dugaan penistaan agama.
"Jadi basuki dianggap memang terbukti bekerja dan memiliki pengalaman yang cukup sebagai pemimpin. Saya kira faktor terbesar di Jakarta adalah arus politik yang tidak bisa ditahan oleh siapapun. Yaitu kasus penistaan agama,"ujar dia.
Menurut dia, elektabilitas Anies-Sandi naik drastis dibandingkan Ahok-Djarot dan Agus-Sylvi merupakan hal yang wajar. Hal ini disebabkan karena pasangan nomor urut tiga cukup gencar melakukan kampanye dengan turun ke bawah.
"Kenaikan elektabilitas Anies-Sandi hal yang wajar, karena mereka banyak melakukan sesuatu. Yang menjadi pertanyaan yakni penurunan pada Ahok-Djarot, dan jawabannya adalah ternyata masyarakat di Jakarta betul-betul terkena arus utama politik sekarang tidak bisa dihindari, yaitu kasus penistaan agama," tandas dia.
"Kalau sekedar agama saja itu terlalu umum, tapi ketika menyangkut Alquran menyangkut penistaan yang sangat spesifik ternyata orang punya keterikatan emosional sangat kuat. Itu yang membedakan, pelajaran terpenting adalah ternyata bagi siapapun yang ingin jadi pemimpin, komunikasi politik adalah cara yang penting, kalau itu tidak dikelola dengan baik konsekuensi politiknya amat sangat serius ternyata", jelas Eep.
Survei dilakukan pada 6-12 Januari 2017 lalu dengan responden yang tersebar di wilayah DKI Jakarta dan telah mempunya hak pilih 17 tahun keatas atau yang sudah menikah. Sedangkan jumlah responden 1200 orang dengan porsi berimbang (50:50) laki-laki dan perempuan. Survei ini menggunakan metode multistage random samping dengan margin of error ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Setiap responden terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang terlatih. Kemudian dilakukan kualiti kontrol sebanyak 20 persen dari total sampel secara random, dengan cara mendatangi kembali atau mengkonfirmasi responden terpilih.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf