Suara.com - Warga Kediri yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Nusantara (GPN) Kediri, Jawa Timur, menolak rencana pemindahan makam pahlawan nasoional Tan Malaka yang diduga ada di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri ke Sumatera Barat.
"Sekalipun Tan Malaka lahir di Sumatera Barat, tapi kami masyarakat Kabupaten Kediri merasa bangga dan merasa memiliki. Kami berharap pemerintah Limapuluh Kota mengurungkan niatnya," kata Ferry, salah seorang warga yang juga anggota dari GPN Kediri di Kediri, Sabtu (21/1/2017).
Ia mengatakan, Tan Malaka sudah terikat secara historis dengan Kabupaten Kediri. Beliau adalah aset bangsa dan bukan hanya milik daerah tapi seluruh bangsa Indonesia.
Ferry juga menambahkan pemikiran dan sosok Tan Malaka hingga saat ini masih menjadi inspirasi yang besar. Ruh dan pergerakannya hingga kini tidak pernah mati, sekalipun Tan Malaka sudah lama meninggal dunia.
"Bangsa ini hebat karena mengenang jasa pahlawan. Mari kita kembali ke ruh bangsa ini, karena bangsa ini juga ada karena jasa pahlawan," ujarnya.
Terkait dengan rencana Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat yang tetap akan berencana memindahkan jenazah Tan Malaka, bahkan jika terpaksa tanah di sekitar makam akan dibawa pada 21 Februari 2017, ia mengaku menghormati hal tersebut.
Namun, ia tetap berharap ada jalan keluar terbaik dari masalah ini. Jika dipindahkan, masyarakat di Kabupaten Kediri akan merasa kehilangan.
Selain warga Kediri, pemerintah daerah juga masih keberatan terkait dengan rencana pemindahan jenazah tersebut. Hingga kini pun, pemerintah daerah mengaku masih rapat terkait dengan permintaan dari pemerintah daerah Limapuluh Kota, Sumatera Barat.
Belasan warga yang tergabung di GPN mengunjungi makam Tan Malaka di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Mereka melakukan doa bersama serta tabur bunga di makam yang diduga di dalamnya ada jenazah Tan Malaka.
Makam tersebut diyakini terdapat jenazah Tan Malaka, sebab hingga kini tes DNA yang pernah dilakukan belum dikeluarkan hasilnya secara resmi.
Walaupun belum dikeluarkan secara resmi, keluarga meyakini di makam itu ada jenazah Tan Malaka. Selain dari penelusuran sejumlah sejarawan, hasil beberapa tes DNA (yang diperoleh keluarga), sudah merasa yakin jika makam Tan Malaka di tempat itu.
Keluarga Tan Malaka menginginkan agar jenazah Tan Malaka dipindah ke Sumatera Barat, yang dilakukan pada 21 Februari 2017. Keluarga beralasan hal itu sebagai upaya untuk menghormati leluhur. Tan Malaka bukan hanya pahlawan nasional, melainkan raja, sehingga jenazahnya diharapkan ada di tanah kelahiran.
Hengky Novaron Arsil Datuk Tan Malaka, yang merupakan generasi ketujuh dari Tan Malaka mengatakan keluarga dan ahli waris sangat berkeinginan meletakkan makam leluhur di tempat yang layak.
"Kami dari keluarga, ahli waris ingin meletakkan makam leluhur di tempat yang layak, apapun caranya nanti. Kami akan berupaya," katanya saat berkunjung ke Kediri.
Keluarga, lanjut dia, juga tidak akan menuntut secara hukum atas pembunuhan yang dilakukan terhadap Tan Malaka pada pihak manapun. Keluarga merasa ikhlas, sebab kejadian yang menimpa Tan Malaka adalah risiko perjuangan yang ditempuh saat itu, dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Tan Malaka, salah satu peletak dasar Indonesia, tewas ditembak oleh tentara atas perintah pemerintahan Presiden Sukarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta pada 19 Februari 1949 di Kediri, Jawa Timur. Dia dianggap sebagai pemberontak karena menentang upaya diplomasi pemerintah dengan Belanda.
Meski demikian pada 28 Maret 1963 Presiden Sukarno mengangkat Tan Malaka, seorang pejuang dan pemikir sosialis, sebagai pahlawan nasonal dengan Keputusan Presiden Nomor 53/1963 yang masih berlaku hingga saat ini. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Hasil Super League: Persik Kediri Terkam Malut United, Enrique dan Garcia Jadi Pembeda
-
Malut United Bawa 24 Nama untuk Hadapi Persik Kediri, Termasuk Bek Anyar Nilson Junior
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
-
Usai Habiskan Rp13 T Demi Bangun Bandara Dhoho Kediri, Kini Gudang Garam PHK Massal Buruh Pabriknya
-
Kisah Pilu Napi di Lapas Kediri: Disodomi Tahanan Lain hingga Dipaksa Makan Isi Staples!
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
Terkini
-
'Ganti Kapolri' Trending, Data INDEF Ungkap Badai Kemarahan Publik di X dan TikTok, Ini Datanya
-
Marak Pencurian Kabel Traffic Light di Jakarta, Pramono Ogah Penjarakan Pelaku: Humanisme Penting!
-
Gigit Jari! Bansos Disetop Imbas Ribuan Warga Serang Banten 'Dibudaki' Judol, Termasuk Belasan ASN
-
Cegah Siswa Keracunan, BGN Ajari Penjamah di Mimika soal MBG: Diiming-imingi Sertifikat Hygiene!
-
Isu Pergantian Kapolri, Pengamat Sebut Rekam Jejak Hingga Sensitivitas Sosial Jadi Parameter
-
Pengamat Sebut Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Punya Tantangan untuk Reformasi Polri
-
Duit 'Panas' Korupsi Haji, A'wan PBNU Desak KPK Segera Tetapkan Tersangka: Jangan Bikin Resah NU!
-
Gempa M 7,4 Guncang Rusia, Wilayah Indonesia Aman dari Tsunami
-
Tak Hanya Cari Fakta, LPSK Ungkap Misi Kemanusiaan Tim Investigasi Kerusuhan
-
Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan