Suara.com - Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Harsoyo mengundurkan diri dari jabatannya, pascakasus kekerasan yang terjadi dalam acara Pendidikan Dasar (Diksar) Mapala Unisi UII di Gunung Lawu yang mengakibatkan tiga mahasiswa meninggal dunia.
"Di depan Menristekdikti dan Koordinator Kopertis Wilayah V, saya menyatakan mengundurkan diri dari jabatan Rektor UII, sebagai bentuk tanggung jawab moral atas kejadian tersebut," kata Harsoyo di Kantor Kopertis Wilayah V Yogyakarta, Kamis (26/1/2017).
Lebih jauh, sebagaimana dilansir Antara, Harsoyo juga meminta maaf kepada orangtua mahasiswa peserta Diksar Mapala Unisi dan orangtua mahasiswa yang meninggal dunia dalam kegiatan bertajuk "The Great Camping" di Gunung Lawu tersebut.
"Kasus kekerasan tidak pernah terjadi sebelumnya dalam latihan dasar Mapala Unisi. Latihan dasar Mapala Unisi di Gunung Lawu itu merupakan kegiatan yang ke-37," kata Harsoyo yang menjabat Rektor UII untuk periode 2014-2018.
Sementara, Menristekdikti Muhammad Nasir mengatakan mengapresiasi pengunduran diri Rektor UII sebagai bentuk pertanggungungjawaban moral atas dugaan tindak kekerasan dalam kegiatan mahasiswanya itu.
"Saya mengapreasiasi langkah tersebut. Namun, saya minta seluruh Mapala Unisi yang terlibat, baik yang ikut dalam kegiatan latihan dasar sebagai panitia maupun yang tidak berangkat, untuk tetap diperiksa," kata Menristekdikti.
Nasir menegaskan, ke depan tidak boleh ada lagi kekerasan dalam kegiatan kemahasiswaan. Jika terjadi kasus kekerasan, pelakunya harus ditindak hukum secara tegas dan seadil-adilnya.
Di pihak lain, sementara itu, Kepolisian Resor (Polres) Karanganyar mengakui masih terkendala dalam melakukan pemeriksaan Panitia Diksar Mapala UII tersebut. Panitia Diksar disebut belum dapat dimintai keterangan, karena mereka meminta surat keterangan resmi pemanggilan dari Polres Karanganyar.
Menurut Kapolres Karanganyar, AKBP Ade Safrie Simanjutak, Polres Karanganyar sendiri masih melakukan koordinasi dengan Rektorat UII, untuk dapat menghadirkan panitia yang terlibat kegiatan Diksar Mapala di lereng Gunung Lawu Tawangmangu itu.
"Kami masih terkendala, karena mereka meminta surat resmi dari kepolisian. Kita merencanakan memanggil Panitia Diksar, Senin (30/1)," ungkap Kapolres menegaskan, Kamis (26/1).
Menyinggung soal saksi ahli dari perguruan tinggi, Kapolres mengatakan bahwa hal tersebut terkait ditemukannya sebanyak 37 lembar surat pernyataan bermeterai 6.000 dari peserta Diksar, yang intinya menyatakan bahwa jika ada kerusakan tubuh atau cacat, Panitia (Mapala UII) tidak bertanggung jawab.
"Saksi ahli menyatakan (bahwa) kejadian tindak pidana tidak bisa dihapuskan oleh surat peryataan itu. Surat itu tidak memiliki kekuatan hukum, meski ditandatangani di atas meterai," tegas Kapolres.
Sementara, Wakapolda Jateng Brigjen Pol Firli menambahkan, kepolisian telah menerima laporan dari masyarakat di lereng Gunung Lawu tentang adanya aktivitas kemahasiswaan. Polisi juga punya laporan dari ketiga orangtua korban yang meninggal dunia, yang kemudian ditindaklanjuti dengan penyelidikan apakah dalam peristiwa itu telah terjadi tindak pidana atau tidak.
"Jika ada terjadi peristiwa tindak pidana, akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut, yang dilakukan hingga sekarang masih proses," kata Wakapolda.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak tiga anggota baru Mapala UII harus meninggal dunia, masing-masing yakni Muhammad Fadli (20) asal Batam, Syaits Asyam (19) asal Sleman, dan Ilham Nurfadmi Listia Adi (19) asal Lombok. Fadhli meninggal saat hendak dibawa ke Puskesmas Tawangmangu, Karanganyar, sedangkan Syaits dan Ilham wafat di RS Bethesda Yogyakarta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
Terkini
-
Menkeu Purbaya Bilang Rugi Simpan di Giro, KDM: Tidak Mungkin Juga Kan Pemda Nyimpan Uang di Kasur
-
Pakar Sebut Wacana Prabowo Prioritaskan Bahasa Portugis di Sekolah Politis: Kepentingan Relasi Aja
-
Berstatus Tersangka, KPK Kembali Periksa Sekjen DPR Indra Iskandar, Bakal Ditahan?
-
Keracunan Massal di MTS Malang, Polisi Tunggu Hasil Uji Sampel MBG Sebelum Menentukan Langkah Hukum
-
Ajak Bakar Mabes Polri, TikTokers Laras Faizati Curhat Lewat Surat di Penjara, Begini Isinya!
-
Begini Rekayasa Lalin Selama Jakarta Running Festival 2526 Oktober, Sejumlah Jalan Ditutup
-
Lokasi Dijaga Ormas GRIB, Begini Ketegangan saat Proses Eksekusi Rumah Lelang di Petukangan
-
Jakarta Krisis Lahan Makam, Pramono Minta Anak Buahnya Cari Tempat Baru
-
Pengacara Yakin Lisa Mariana Tak Ditahan Bareskrim Usai Diperiksa: Kasusnya Tak Menyeramkan
-
Waspada! Tembus 2.548 Kasus, Jakbar Tertinggi Penyebaran DBD di Jakarta, Pemicunya Apa?