Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengungkap motif eks pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bergabung dengan ISIS.
Martinus mengatakan, motif eks pegawai Kemenkeu berinisial TUAB membawa serta keluarganya ke Turki adalah lantaran ingin hidup di kekhalifahan yang berlandaskan syariat Islam di bawah ISIS di Suriah.
Seperti diketahui, TUAB beserta keluarganya akhirnya dideportasi oleh otoritas Turki setelah sempat sepekan singgah di negara tersebut.
"Bahwa motif mereka ingin hidup di negara yang berlandaskan syariat islam. Mereka juga membiayai diri sendiri dengan menjual harta bendanya," kata Martinus kepada wartawan, Sabtu (28/1/2017).
Sementara itu, pihaknya masih terus mendalami siapa yang merekrut satu keluarga yang diduga akan bergabung dengan ISIS.
"Kita masih mendalami siapa saja selain mereka. Berafiliasi ke mana. Kemudian bagaimana dia bisa terekrut untuk berangkat ke sana." ujar Martinus
Sebelumnya, Martinus mengungkapkan TUAB berangkat ke Istanbul, Turki, pada 15 Agustus 2016 melalui Thailand. Mereka terbang Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
Di Thailand, keluarga tersebut menghubungi orang bernama Abu Yazid, sebelum terbang ke Istanbul. Abu Yazid diduga menjadi fasilitator.
Mereka kemudian ditangkap otoritas Turki setelah beberapa pekan berada di Istanbul.
"Itu mereka ada beberapa minggu di sana. Sama sekali nggak punya aktivitas. Di sana dilakukan pemeriksaan. Mereka siapa, apa tujuannya, ternyata emang nggak jelas. Akan ada perpindahan mereka, nggak hanya di Turki, tapi juga akan ke suatu tempat," ujar Martinus di gedung Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2017).
Selanjutnya, TUAB dideportasi. Selanjutnya, mereka kembali ke Indonesia lewat Bandara Ngurah Rai, Bali.
"Mereka dipulangkan otoritas Turki melalui Bali. Dalam hal ini sebelum dideportasi, sudah dilakukan komunikasi Densus 88 Antiteror dengan pihak interpol dan imigrasi," ujar Martinus.
Berita Terkait
-
Purbaya Wanti-wanti Himbara Soal Penyaluran Dana Rp200 T: Jangan ke Konglomerat!
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Gaya Komunikasi Menkeu Purbaya Mulai Bikin Pejabat Pertamina Gusar: Intip Latar Pendidikannya
-
Wacana Pemutihan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Apa Syaratnya?
-
Aset Dana Pensiun Indonesia Tertinggal Jauh dari Malaysia
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
Pemprov Sumut Dorong Ulos Mendunia, Masuk Daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO
-
Alamak! Abdul Wahid jadi Gubernur ke-4 Terseret Kasus Korupsi, Ini Sentilan KPK ke Pemprov Riau
-
Nasib Diumumkan KPK Hari Ini, Gubernur Riau Wahid Bakal Tersangka usai Kena OTT?
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe