Suara.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mempertanyakan ucapan pengacara terdakwa kasus dugaan penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menyebutkan mempunyai alat bukti percakapan telepon antara Yudhoyono dan Ketua MUI Ma'ruf Amin. Jika benar ada bukti percakapan, berarti, kata Yudhoyono, teleponnya telah disadap.
Yudhoyono mengatakan setelah muncul pernyataan tersebut dalam persidangan kedelapan kasus Ahok pada Selasa (31/1/2017), muncul berbagai spekulasi.
Sejak semalam, Yudhoyono mengaku mendapatkan banyak pesan yang isinya beragam dari pendukung Yudhoyono.
"Sejak tadi malam, saya banyak mendapatkan pesan beragam, ada yang sedang, ada yang keras, ada yang marah," kata Yudhoyono.
Yudhoyono meminta pendukungnya untuk tetap tenang dan jangan terpancing.
"Saya berharap setelah saya sampaikan ini baik-baik dengan niat yang tujuan yang baik, maka teman-teman dan pendukung harap sabar dan tegar. Bisa tahan diri, insya Allah, ada titik air keadilan. Ada titik air keadilan rasanya haus kita dahaga kita hilang," kata Yudhoyono.
Yudhoyono meminta aparat penegak hukum mengusut kasusnya, mencari tahu siapa yang menyadap.
Jika benar pengacara Ahok memiliki bukti transkrip percakapan dengan Ma'ruf, berarti telah terjadi penyadapan secara ilegal. Yudhoyono mengaku benar-benar tidak mengerti bagaimana itu bisa terjadi. Padahal, dirinya sebagai mantan presiden tidak boleh disadap.
Yudhoyono mengingatkan kasus ini bukan delik aduan sehingga polisi bisa mengusutnya.
Kasus ini berawal dari persidangan kemarin. Pengacara Ahok, Humprey Djemat, menyebut Yudhoyono telah menghubungi Ma'ruf melalui telepon sebelum Ma'ruf bertemu dengan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Disebutkan bahwa Humprey dalam perbincangan telepon, Yudhoyono meminta Ma'ruf untuk mengatur pertemuan dan mengeluarkan pendapat dan sikap MUI bahwa Ahok menodai agama.
Ma'ruf menegaskan bahwa dirinya tidak ditelepon Yudhoyono.
Berita Terkait
-
SBY: Penanganan Bencana Tidak Segampang yang Dibayangkan, Perlu Master Plan yang Utuh
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya
-
Tak Terduga! SBY Spontan Hentikan Mobil dan Melukis di Pinggir Jalan Wonogiri
-
Air Laut Nyaris Sejajar Tanggul Pantai Mutiara, Bisa Bikin Monas Kebanjiran?
-
Diundang Presiden, Giovanni van Bronckhorst Batal ke Indonesia
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa
-
BNPT Sebut ada 112 Anak dan Remaja Terpapar Paham Radikal Lewat Sosial Media
-
Lawan Aksi Pencurian Besi, Pramono Anung Resmikan Dua JPO 'Anti Maling' di Jakarta
-
85 Persen Sekolah Terdampak Banjir di Sumatra Sudah Bisa Digunakan, Sisanya Masih Dibersihkan
-
BNPT Sebut Ada 27 Perencanaan Aksi Teror yang Dicegah Selama 3 Tahun Terakhir