Presiden Republik Indonesia Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono memberikan keterangan pers di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2). [suara.com/Oke Atmaja]
Berawal dari pertanyaan pengacara terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kepada saksi Ketua MUI Ma'ruf Amin mengenai apakah pada hari Kamis (6/10/2017) ditelepon Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sebelum MUI membuat pendapat dan sikap keagamaan bahwa Ahok menghina ulama dan Al Quran.
Ma'ruf mengaku tidak ada telepon dari Yudhoyono. Pengacara Ahok sampai menyebutkan waktu sambungan telepon terjadi. Ma'ruf tetap mengatakan tidak pernah ditelepon Yudhoyono.
Ketika itu, pengacara Ahok mengatakan punya bukti adanya hubungan telepon, walaupun ternyata belakangan buktinya adalah link berita media online.
Sehari setelah itu, Rabu (1/2/2016), Yudhoyono menyelenggarakan konferensi pers. Salah satu poin dia merasa telah disadap dan meminta Polri mengusutnya. Yudhoyono punya dugaan seperti itu karena mendengar pengacara Ahok punya bukti transkrip percakapan.
Pengacara Ahok, I Wayan Sidharta, heran kenapa tiba-tiba Yudhoyono merasa disadap. Padahal, di persidangan, pengacara Ahok, Humphrey Djemat, sama sekali tidak menyebut penyadapan.
"Pak SBY, Presiden kita dua kali, kenapa dia bicara seolah-olah ada penyadapan yang dikatakan oleh pengacara. Ada nggak pengacara mengatakan (penyadapan)," kata Wayan di Polda Metro Jaya, Kamis (2/2/2017) malam.
Wayan meminta Yudhoyono berhati-hati membuat pernyataan, karena jika tidak tepat malah bisa membuat kegaduhan baru.
"Harusnya kami mengingatkan Pak SBY, beliau berhati-hatilah karena beliau orang yang kami hormati, kami hargai dua kali jabat presiden. Orang yang jadi favorit banyak orang. Harusnya kita menjaga kehormatan itu dengan cara tidak membuat suasana gaduh. Tidak pada tempatnya," katanya.
Menurut Wayan, pernyataan SBY tentang penyadapan itu tidak ada dasarnya.
"Misalnya membuat pernyataan yang faktanya kuat, jangan bicara kemungkinan, jangan bicara sesuatu yang belum terjadi. Yang belum terjadi adalah soal penyadapan, Pak SBY mengatakan seolah-olah ada penyadapan, kan gitu," kata Wayan.
Wayan kemudian mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Humphrey dalam persidangan adalah ingin meminta konfirmasi dari Ma'ruf. Pengacara sengaja menyebut jam dan menit ketika itu sebenarnya hanya pancingan.
"Mempertanyakan jam sekian apa yang terjadi, ada telepon atau nggak. Kalau nanya kan boleh. Apakah ada komunikasi, bisa juga diubah pertanyaannya. Setelah jum'atan atau sebelum jum'atan. Pengacara memberikan pancingan," kata dia.
Wayan mengatakan bukti adanya telepon Yudhoyono awalnya dari media, dan sekarang ada bukti baru yaitu yang disampaikan Yudhoyono sendiri ketika konferensi pers dengan mengakui pernah ada komunikasi dengan Ma'ruf.
"Begini, kalau soal ada telepon ada tiga sumber sampai hari ini. Pertama Liputan 6, dua Majalah Tempo, dan ketiga adalah pengakuan Pak SBY," kata dia.
Ma'ruf mengaku tidak ada telepon dari Yudhoyono. Pengacara Ahok sampai menyebutkan waktu sambungan telepon terjadi. Ma'ruf tetap mengatakan tidak pernah ditelepon Yudhoyono.
Ketika itu, pengacara Ahok mengatakan punya bukti adanya hubungan telepon, walaupun ternyata belakangan buktinya adalah link berita media online.
Sehari setelah itu, Rabu (1/2/2016), Yudhoyono menyelenggarakan konferensi pers. Salah satu poin dia merasa telah disadap dan meminta Polri mengusutnya. Yudhoyono punya dugaan seperti itu karena mendengar pengacara Ahok punya bukti transkrip percakapan.
Pengacara Ahok, I Wayan Sidharta, heran kenapa tiba-tiba Yudhoyono merasa disadap. Padahal, di persidangan, pengacara Ahok, Humphrey Djemat, sama sekali tidak menyebut penyadapan.
"Pak SBY, Presiden kita dua kali, kenapa dia bicara seolah-olah ada penyadapan yang dikatakan oleh pengacara. Ada nggak pengacara mengatakan (penyadapan)," kata Wayan di Polda Metro Jaya, Kamis (2/2/2017) malam.
Wayan meminta Yudhoyono berhati-hati membuat pernyataan, karena jika tidak tepat malah bisa membuat kegaduhan baru.
"Harusnya kami mengingatkan Pak SBY, beliau berhati-hatilah karena beliau orang yang kami hormati, kami hargai dua kali jabat presiden. Orang yang jadi favorit banyak orang. Harusnya kita menjaga kehormatan itu dengan cara tidak membuat suasana gaduh. Tidak pada tempatnya," katanya.
Menurut Wayan, pernyataan SBY tentang penyadapan itu tidak ada dasarnya.
"Misalnya membuat pernyataan yang faktanya kuat, jangan bicara kemungkinan, jangan bicara sesuatu yang belum terjadi. Yang belum terjadi adalah soal penyadapan, Pak SBY mengatakan seolah-olah ada penyadapan, kan gitu," kata Wayan.
Wayan kemudian mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Humphrey dalam persidangan adalah ingin meminta konfirmasi dari Ma'ruf. Pengacara sengaja menyebut jam dan menit ketika itu sebenarnya hanya pancingan.
"Mempertanyakan jam sekian apa yang terjadi, ada telepon atau nggak. Kalau nanya kan boleh. Apakah ada komunikasi, bisa juga diubah pertanyaannya. Setelah jum'atan atau sebelum jum'atan. Pengacara memberikan pancingan," kata dia.
Wayan mengatakan bukti adanya telepon Yudhoyono awalnya dari media, dan sekarang ada bukti baru yaitu yang disampaikan Yudhoyono sendiri ketika konferensi pers dengan mengakui pernah ada komunikasi dengan Ma'ruf.
"Begini, kalau soal ada telepon ada tiga sumber sampai hari ini. Pertama Liputan 6, dua Majalah Tempo, dan ketiga adalah pengakuan Pak SBY," kata dia.
Isu dari perasaan SBY yang merasa disadap dengan cepat bergulir ke DPR. Fraksi Demokrat kemudian menggelindingkan wacana untuk mengusulkan hak angkat kepada pemerintah terkait penyadapan. Sayangnya, banyak fraksi yang tidak tertarik untuk mendukung wacana tersebut.
Komentar
Berita Terkait
-
SBY Cuekin Kapolri di HUT TNI? Demokrat Ungkap Fakta di Balik Video Viral yang Menghebohkan
-
Melengos Tak Disalami, Heboh SBY Cueki Kapolri Listyo Sigit di HUT TNI, Publik Curigai Gegara Ini!
-
SBY Minta Masyarakat Sadar, Indonesia Bukan Negeri Kaya Minyak!
-
Singgung Situasi Global, SBY: Uang Lebih Banyak Digunakan untuk Kekuatan Militer, Bukan Lingkungan
-
Gibran Sambangi SBY di Cikeas, AHY: Sampaikan Selamat Ulang Tahun ke-76
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
TKA 2025 Hari Pertama Berjalan Lancar, Sinyal Positif dari Sekolah dan Siswa di Seluruh Indonesia
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik