Sekretaris Jenderal Dewan Syuro DPD FPI DKI Jakarta Novel Bamukmin Chaidir Hasan. (suara.com/Agung Shandy Lesmana)
Sekretaris Jenderal Dewan Syuro Front Pembela Islam DKI Jakarta Habib Novel Chaidir Hasan Bamukmin menjamin aksi FPI dan ormas di bawah naungan GNPF MUI pada Sabtu (11/2/2017) tidak akan mengganggu masa tenang jelang pilkada Jakarta.
"Kami mengambil tanggal 11 karena itu bukan masa tenang, kita tahu tanggal 12, 13, 14 tiga hari sebelum pilkada masa tenang, maka kita ambil 11 Februari,"ujar Novel di kantor Majelis Ulama Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2017).
Novel menambahkan agenda aksi sengaja memilih akhir pekan juga dengan alasan agar tak mengganggu nadi bisnis Jakarta.
"Kami ambil terakhirlah momen-momen hari Jumat kan sudah, kemudian, sebelum-sebelumnya, Jumat kan sudah, mau ngambil momen yang hari libur ya, mungkin mereka ini kan mungkin mereka Jumat kita kan alasannya mengganggu jalan hari kerja, ya kita coba ini hari Sabtu bukan hari kerja," kata dia.
Novel mengakui semenjak rencana aksi tersebar, ada upaya untuk menggagalkannya, sama seperti menjelang aksi 4 November 2016 dan 2 Desember 2016.
"Ya kita terus berjalan apa yang terjadi, di 212 penggembosan-pengembosan luar biasa. Kita terus jalan dan ini kita orang kita nggak melanggar hukum, bahkan dilindungi hukum dilindungi konstitusi. Apalagi ini momennya jalan santai, artinya ajang silaturahmi yang betul-betul kita aksi super tiga kali damai," tutur Novel.
Aksi damai akan diselenggarakan mulai jam 07.00 WIB hingga siang hari.
Aksi akan dilakukan dengan cara longmarch dari Bundaran Hotel Indonesia ke Monumen Nasional, Jakarta Pusat.
"Dari jam 7 pagi, sampai sebelum Dzuhur, karena kan kita momen bukan aksi ibadah lagi," kata Novel.
Novel belum dapat memastikan jumlah peserta aksi. Namun, dia yakin tak akan sebesar dua aksi sebelumnya.
"Nggak ada segitu sepertinya karena memang nggak ada istighosah tidak ada doa, tidak ada ibadah, cuma orasi biasa aja. Paling kita siapkan mobil-mobil. Kalau dilihat daripada gejala-gejalanya 212 kan luar biasa kontak dari sana sini sepertinya nggak sampai (sama seperti) 212 mungkin seimbang dengan 411," kata dia.
Novel mengatakan aksi 11 Februari bertujuan untuk mengingatkan kembali pada aksi 4 November dan 2 Desember.
"Kalau yang kemarin kan memang benar-benar membela Al Quran, ini juga mengingatkan kembali (aksi 4 Desember dan 2 Desember 2016), bahwa Al Maidah 51 itu penting bagi Umat Islam untuk bisa diamalkan," ujar Novel.
Kasus Al Maidah ayat 51 merupakan kasus yang telah menjerat calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ahok kini menjadi terdakwa kasus dugaan penodaan agama gara-gara menyebut arti Al Maidah yang kemudian dianggap tidak tepat.
"Kami mengambil tanggal 11 karena itu bukan masa tenang, kita tahu tanggal 12, 13, 14 tiga hari sebelum pilkada masa tenang, maka kita ambil 11 Februari,"ujar Novel di kantor Majelis Ulama Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2017).
Novel menambahkan agenda aksi sengaja memilih akhir pekan juga dengan alasan agar tak mengganggu nadi bisnis Jakarta.
"Kami ambil terakhirlah momen-momen hari Jumat kan sudah, kemudian, sebelum-sebelumnya, Jumat kan sudah, mau ngambil momen yang hari libur ya, mungkin mereka ini kan mungkin mereka Jumat kita kan alasannya mengganggu jalan hari kerja, ya kita coba ini hari Sabtu bukan hari kerja," kata dia.
Novel mengakui semenjak rencana aksi tersebar, ada upaya untuk menggagalkannya, sama seperti menjelang aksi 4 November 2016 dan 2 Desember 2016.
"Ya kita terus berjalan apa yang terjadi, di 212 penggembosan-pengembosan luar biasa. Kita terus jalan dan ini kita orang kita nggak melanggar hukum, bahkan dilindungi hukum dilindungi konstitusi. Apalagi ini momennya jalan santai, artinya ajang silaturahmi yang betul-betul kita aksi super tiga kali damai," tutur Novel.
Aksi damai akan diselenggarakan mulai jam 07.00 WIB hingga siang hari.
Aksi akan dilakukan dengan cara longmarch dari Bundaran Hotel Indonesia ke Monumen Nasional, Jakarta Pusat.
"Dari jam 7 pagi, sampai sebelum Dzuhur, karena kan kita momen bukan aksi ibadah lagi," kata Novel.
Novel belum dapat memastikan jumlah peserta aksi. Namun, dia yakin tak akan sebesar dua aksi sebelumnya.
"Nggak ada segitu sepertinya karena memang nggak ada istighosah tidak ada doa, tidak ada ibadah, cuma orasi biasa aja. Paling kita siapkan mobil-mobil. Kalau dilihat daripada gejala-gejalanya 212 kan luar biasa kontak dari sana sini sepertinya nggak sampai (sama seperti) 212 mungkin seimbang dengan 411," kata dia.
Novel mengatakan aksi 11 Februari bertujuan untuk mengingatkan kembali pada aksi 4 November dan 2 Desember.
"Kalau yang kemarin kan memang benar-benar membela Al Quran, ini juga mengingatkan kembali (aksi 4 Desember dan 2 Desember 2016), bahwa Al Maidah 51 itu penting bagi Umat Islam untuk bisa diamalkan," ujar Novel.
Kasus Al Maidah ayat 51 merupakan kasus yang telah menjerat calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ahok kini menjadi terdakwa kasus dugaan penodaan agama gara-gara menyebut arti Al Maidah yang kemudian dianggap tidak tepat.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Di Reuni 212, Muncul Usulan 2 Desember Jadi Hari Ukhuwah dan Libur Nasional
-
Beda dari Tahun-Tahun Sebelumnya, Reuni Akbar 212 Bakal Digelar Usai Magrib
-
Terpopuler: Promo Sepatu Black Friday hingga Zodiak Paling Beruntung 24-30 November
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka