Suara.com - Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menyindir pernyataan Kepala Kepolisian RI, Tito Karnavian, yang mencurigai gerakan doa bersama 112 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (11/2/2017), sarat kepentingan politik salah satu calon gubernur dan wakil gubernur peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta.
Ketua DPP Partai Gerindra, Desmon Junaidi Mahesa, mengatakan setiap aksi massa selalu terkait tindakan politik. Hal tersebut merupakan kewajaran dalam negara demokrasi.
"Hanya orang antidemokrasi yang tidak memahami demo itu adalah politik. Jadi, kalau ada yang bilang demo itu politis ya memang politis. Kenapa terjadi demonstrasi, pasti ada sesuatu ketidakpuasan kelompok tertentu," terang Desmond, Jumat (10/2).
Pernyataan Tito tersebut, kata Desmond, menunjukkan yang bersangkutan tidak memahami bagaimana sikap tepat menghadapi rencana aksi 112.
Menurut Desmond, pemerintah di negara demokrasi seharusnya mengarahkan demonstrasi, bukan malah melarangnya.
“Seharusnya, pejabat kepolisian memahami peraturan perundang-undangan. Bisa jadi, pejabat kepolisian ini pura-pura tidak paham, karena tidak mau repot. Kalau pejabat kepolisian tidak mau repot, berhenti saja," tambah Wakil Ketua Komisi III DPR ini.
Lebih jauh Desmond mengungkapkan, partainya tidak melarang tapi juga tak menganjurkan kader-kadernya mengikuti doa bersama 112 di Masjid Istiqlal.
"Gerindra sebagai partai tidak memberikan intruksi apa-apa. Kalau ada kader yang mengatasnamakan pribadi itu kan hak mereka," tandasnya.
Baca Juga: Lihat Anggota Parlemen Baku Hantam, Presiden Afsel Tertawa
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
 - 
            
              Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?
 - 
            
              Subsidi Transportasi Dipangkas, Tarif Transjakarta Naik pada 2026?
 - 
            
              Wacana Soeharto Pahlawan Nasional Picu Kontroversi, Asvi Warman Soroti Indikasi Pemutihan Sejarah
 - 
            
              Dinilai Bukan Pelanggaran Etik, Ahli Hukum Sebut Ucapan Adies Kadir Hanya Slip Of The Tongue
 - 
            
              Misteri 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Kwitang, Polda Metro Jaya Ambil Alih Kasus
 - 
            
              Legal Standing Dipertanyakan Hakim MK, Pemohon Uji UU TNI Singgung Kasus Almas
 - 
            
              Aksi Solidaritas Tempo di Makassar Ricuh, Jurnalis Dipukul
 - 
            
              Tegas! Ketua Banggar DPR Sebut Danantara yang Wajib Bayar Utang Whoosh
 - 
            
              Bahaya Judol dan Narkoba Lebih Besar dari Korupsi? Yusril Ungkap Fakta Lain Soal RUU Perampasan Aset