Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan, dan Pangdam Jaya Mayor Jenderal Teddy Lhaksmana [suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Rencana aksi organisasi massa di bawah Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI long march ke Monumen Nasional, Jakarta Pusat, pada Sabtu (11/2/2017) dibatalkan dan mereka berjanji hanya akan menyelenggarakan kegiatan bersifat keagamaan di Masjid Istiqlal. Kendati demikian, Kapolri Jenderal Tito Karnavian tetap curiga motif aksi mereka mengandung kepentingan politik terkait pilkada Jakarta.
"Kegiatan sepanjang tidak melanggar hukum, dapat dilakukan. Namun, rekan sekalian, masih cukup kental aroma politik dari aksi ini. Kita melihat bahwa masalah keagamaan sebaiknya tidak dikaitkan dengan masalah politik," kata Tito dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jumat (10/2/2017).
Tito sudah berkoordinasi dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar untuk mengingatkan panitia aksi 11 Februari untuk jangan memakai tempat ibadah untuk aktivitas politik.
"Oleh karena itu, kami mengimbau dan meminta kepada panitia termasuk dari pengurus Masjid Istiqlal dan imam besar Istiqlal sudah memberikan warning kepada panitia untuk menggunakan Istiqlal bukan untuk kegiatan politik, meskipun bungkus keagamaan," kata Tito.
Tito mewanti-wanti panitia aksi 11 Februari untuk memegang komitmen tidak long march ke Monas.
"Kemudian kami sudah memberikan beberapa hal yang dapat menjadi atensi panitia, pertama adalah tidak boleh melaksanakan kegiatan ke luar (masjid dan jalan kaki atau long march karena ini melanggar UU Nomor 9 Tahun 98 Pasal 6, dan kalau sampai dilaksanakan, maka Polri didukung TNI akan menindak tegas sesuai Pasal 15 yaitu dapat membubarkan. Kalau dalam pembubaran tersebut dengan cara lisan kemudian terjadi perlawanan, maka diterapkan bisa UU lain KUHP yaitu Pasal 212 sampai 218 yaitu melawan perintah petugas," kata dia.
Tito juga mengingatkan panitia, termasuk dari Front Pembela Islam, tidak mengundang laskar dari luar Jakarta pada akhir pekan ini. Peringatan ini disampaikan Tito karena sebelumnya ada informasi rencana mobilisasi massa dari luar daerah untuk datang ke Jakarta.
"Saya juga mengimbau kepada panitia tidak perlu untuk mengundang warga lain dari DKI karena pilkada ini pilkada DKI. Kita sudah mendengar ada beberapa unsur dari luar kota yang datang dan kita sudah tahu unsurnya darimana. Dari kelompok tertentu saya sudah tahu. Bukan masyarakat biasa sekali lagi. Tapi memang di mobilisasi untuk itu," kata Tito.
Pada hari Sabtu nanti, Jakarta akan dijaga sekitar 20 ribu anggota gabungan dari Polri dan TNI.
"Dan kalau ada yang melakukan aksi unjuk rasa ke Monas akan ditindak. Kami sudah mengecek ke Direktorat Intelijen Polda dan Mabes bahwa tidak ada surat pemberitahuan aksi ke Monas," kata dia.
"Kegiatan sepanjang tidak melanggar hukum, dapat dilakukan. Namun, rekan sekalian, masih cukup kental aroma politik dari aksi ini. Kita melihat bahwa masalah keagamaan sebaiknya tidak dikaitkan dengan masalah politik," kata Tito dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jumat (10/2/2017).
Tito sudah berkoordinasi dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar untuk mengingatkan panitia aksi 11 Februari untuk jangan memakai tempat ibadah untuk aktivitas politik.
"Oleh karena itu, kami mengimbau dan meminta kepada panitia termasuk dari pengurus Masjid Istiqlal dan imam besar Istiqlal sudah memberikan warning kepada panitia untuk menggunakan Istiqlal bukan untuk kegiatan politik, meskipun bungkus keagamaan," kata Tito.
Tito mewanti-wanti panitia aksi 11 Februari untuk memegang komitmen tidak long march ke Monas.
"Kemudian kami sudah memberikan beberapa hal yang dapat menjadi atensi panitia, pertama adalah tidak boleh melaksanakan kegiatan ke luar (masjid dan jalan kaki atau long march karena ini melanggar UU Nomor 9 Tahun 98 Pasal 6, dan kalau sampai dilaksanakan, maka Polri didukung TNI akan menindak tegas sesuai Pasal 15 yaitu dapat membubarkan. Kalau dalam pembubaran tersebut dengan cara lisan kemudian terjadi perlawanan, maka diterapkan bisa UU lain KUHP yaitu Pasal 212 sampai 218 yaitu melawan perintah petugas," kata dia.
Tito juga mengingatkan panitia, termasuk dari Front Pembela Islam, tidak mengundang laskar dari luar Jakarta pada akhir pekan ini. Peringatan ini disampaikan Tito karena sebelumnya ada informasi rencana mobilisasi massa dari luar daerah untuk datang ke Jakarta.
"Saya juga mengimbau kepada panitia tidak perlu untuk mengundang warga lain dari DKI karena pilkada ini pilkada DKI. Kita sudah mendengar ada beberapa unsur dari luar kota yang datang dan kita sudah tahu unsurnya darimana. Dari kelompok tertentu saya sudah tahu. Bukan masyarakat biasa sekali lagi. Tapi memang di mobilisasi untuk itu," kata Tito.
Pada hari Sabtu nanti, Jakarta akan dijaga sekitar 20 ribu anggota gabungan dari Polri dan TNI.
"Dan kalau ada yang melakukan aksi unjuk rasa ke Monas akan ditindak. Kami sudah mengecek ke Direktorat Intelijen Polda dan Mabes bahwa tidak ada surat pemberitahuan aksi ke Monas," kata dia.
Komentar
Berita Terkait
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Tito Karnavian: Rp210 T untuk Hidupkan Ekonomi Desa Lewat Kopdeskel Merah Putih
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Lima Tahun Tragedi KM 50, Ini Alasan FPI Tetap Suarakan Keadilan di Depan Komnas HAM
-
Tuntut Keadilan Tragedi KM 50, FPI Gelar Aksi Damai di Depan Komnas HAM
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta