Suara.com - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang juga intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU), Zuhairi Misrawi, berharap warga tidak berpikir sektarian terutama menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di 101 daerah Indonesia, Rabu (15/2/2017) pekan depan.
Zuhairi yang juga Ketua PP Baitul Muslimin, organisasi massa underbouw PDIP, mengatakan paradigma sektarian tersebut misalnya tampak jelas dalam wacana larangan bagi warga non-muslim menjadi kepala daerah seperti DKI Jakarta.
“Fenomena pelarangan-pelarangan bersifat sektarian ini tak hanya terjadi di Jakarta, tapi banyak daerah. Harus diketahui, memilih pemimpin tidak bisa didasarkan pada faktor keagamaan, tapi kinerja dari calon itu sendiri,” kata Zuhairi, dalam diskusi di Kafe Tebet 39, Jakarta Selatan, Senin (13/2/2017).
Penulis buku “Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari: moderasi, keumatan, dan kebangsaan” ini mencontohkan, Mesir yang penduduknya mayoritas muslim justru membolehkan umat Islam memilih pemimpin nonmuslim.
"Silakan periksa, di Mesir, para pemuka agama membolehkan gubernur dari kalangan nonmuslim. Bahkan hal itu diatur dalam fatwa ulama Mesir Al-Azhar. Jadi tidak ada yang salah dengan itu," ujarnya.
Ia mengatakan, fenomena sektarianisme dalam kancah politik Indonesia justru menjadi langkah mundur demokratisasi.
Seharusnya, kata dia, perdebatan yang mengemuka selama proses pilkada adalah mengenai program-program para pasangan calon.
"Masjid Istiqal dan Gereja Katedral berhadap-hadapan, tidak ada masalah. Jadi, sangatlah aneh kalau ada pihak tertentu yang ‘bermain di air keruh’ dengan berpolitik menjual agama. Jadi jangan sangkutkan agama dalam politik," tandasnya.
Baca Juga: Geger Ahok, Jokowi Minta Pandangan MA, Muhammadiyah Tunggu Fatwa
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Lindungi Ojol, Youtuber hingga Freelancer, Legislator PKB Ini Usul Pembentukan RUU Pekerja GIG
-
Eks Danjen Kopassus Soenarko Santai Hadapi Wacana Abolisi: Kasus Makar Saya Cuma Rekayasa dan Fitnah
-
Pemerintah Bakal Kirim 500 Ribu TKI ke Luar Negeri Tahun Depan, Ini Syarat dan Sumber Rekrutmennya
-
5 Fakta Panas Kasus Ijazah Palsu Wagub Babel: Kampus Ditutup, Diperiksa 5 Jam Penuh
-
Menkes Wacanakan Hapus Rujukan Berjenjang BPJS, Begini Repons Pimpinan DPR
-
Wagub Babel Hellyana Diperiksa 5 Jam Terkait Ijazah Palsu, Statusnya Jadi Tersangka?
-
DPD RI Dorong Sinergi Lokal-Global, Perkuat NTB Sebagai Etalase Pariwisata dan Energi Bersih
-
4 Fakta Pilu Bencana Longsor Cilacap: 21 Warga Masih Dicari, Tanah Terus Bergerak Ancam Tim SAR
-
Firli Bahuri Sambut Rencana Amnesti: Desak SP3 untuk Akhiri Status Tersangka Menggantung
-
Tragedi Longsor Cilacap: Belasan Rumah Terkubur, 20 Warga Masih dalam Pencarian Dramatis