Suara.com - Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDI Perjuangan, Hamka Haq mengatakan bahwa pengamalan Islam otomatis akan memperkuat nasionalisme. Hal itu disampaikan di sela-sela acara Ngaji Kebangsaan yang diikuti ratusan kader PDI Perjuangan dan tokoh masyarakat, di kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (21/1/2017) malam.
Acara yang dimulai pukul 19.30 WIB itu dipimpin oleh Ketua Umum Patriot Garuda Nusantara (PGN) KH Nuril Arifin Husein atau yang akrab disapa Gus Nuril.
Menurut Hamka Haq, kegiatan ini dibuat dalam rangka HUT PDI Perjuangan, sekaligus meneguhkan bahwa partai yang dipimpin Ketua Umum Megawati Soekarnoputri ini benar-benar menjadi pelopor utama dalam hal kebangsaan.
"Dengan kegiatan ini, kita meneguhkan bahwa pengamalan beragama, pengamalan Islam itu secara otomatis memperkuat nasionalisme," katanya.
Hadir dalam acara tersebut Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PDI Perjuangan Idham Samawi, dan sejumlah fungsionaris DPP PDI Perjuangan.
Menurut Hamka Haq, kegiatan keagamaan seperti ini sangat penting karena belakangan ini nasionalisme bangsa Indonesia seperti tergerus dan dipertentangkan dengan hal-hal keagamaan. Bahkan, ada suatu gerakan yang mempertentangkan Pancasila sebagai dasar negara dengan ajaran Islam.
"Ada yang ingin ganti Pancasila sebagai dasar negara, ada yang mulai teriakkan khilafah, ini kan mengarah ke ISIS," kata salah satu penasihat MUI itu.
Belakangan ini, kata Hamka Haq, juga mulai muncul suatu gerakan yang mengarah pada upaya pengrusakan kebhinekaan. Artinya, mulai ada suatu gerakan yang ingin menjadikan kemajemukan di negeri ini untuk dikuasai atau dimonopoli oleh kelompok tertentu.
"Ada juga pelecehan terhadap simbol negara, terhadap Bung Karno sebagai perumus Pancasila, pelecehan terhadap bendera Merah Putih. Ini semua adalah upaya yang perlu kita hadapi dengan menguatkan bahwa nasionalisme tidak mengurangi kita sebagai muslimm, sebagai umat beragama, baik dalam arti politik maupun sprirtualisme," paparnya.
Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Alaudin Makassar itu menambahkan, patut disyukuri bahwa Indonesia selama merdeka benar-benar menjadi bangsa yang saling menghargai dan menegakkan Bhineka Tunggal Ika. Karenanya, ketika mulai muncul adanya upaya yang merusak keragaman dan kebhinekaan, harus disikapi dengan sikap tegas bahwa pengamalan agama tidak menggerus nasionalisme dan kebhinekaan.
Justru sebaliknya, pengamalan beragama, pengamalan Islam malah harus memperkuat nasionalisme sehingga menjadikan perbedaan dan kebhinekaan sebagai rahmat Tuhan bahwa Islam adalah agama yang Rahmatan Lil Alamin.
"Maka, kita sekarang, kegiatan ini konsolidasi, termasuk kegiatan relegius, dengan ngaji kebangsaan. Jadi kita mengamalkan Islam, dalam rangka memperkuat nasionalisme. Tidak ada pertentangan, bahkan Islam atau suatu agama akan semakin kokoh dengan memperkuat nasionalisme," ujarnya.
Sehingga, tambah dia, dalam konteks pengamalan agama, justru bisa tegak dengan sendirinya ketika masyarakat hidup dalam suasana damai, dibandingkan dalam suasana kacau, seperti di luar negeri yang banyak terjadi. Banyak yang kemudian hijrah akibat perang, pengamalan agama mereka terganggu, karena mereka saling memusuhi, hidup dalam suasana konflik.
Sebagai upaya menguatkan nasionalisme dalam pengamalan keagamaan, khususnya pengamalan Islam, PDI Perjuangan ke depan akan rutin menggelar Ngaji Kebangsaan.
"Kegiatan ini bukan sekadar pemanis, tetapi merupakan pelaksanaan program PDI Perjuangan tentang keislaman," ucapnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Soal Pemberian Gelar Pahlawan Soeharto, Waketum Golkar Tak Mau Ada Polemik Berkepanjangan
-
Dinkes DKI Sebut Tak Ada Rumah Sakit Tolak Rawat Pasien Baduy, Hanya Diminta...
-
Politisi PDIP Dukung Pihak yang Gugat Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Bakal Ikut?
-
Stop 'Ping-pong' Pasien BPJS: Sistem Rujukan Berjenjang Didesak Dihapus, Ini Solusinya
-
Divonis 18 Tahun, Kejagung Bakal Eksekusi Zarof Ricar Terdakwa Pemufakatan Jahat Vonis Bebas Tannur
-
Kasus Korupsi Smartboard Seret 3 Perusahaan di Jakarta, Kejati Sumut Sita Dokumen Penting
-
Lindungi Ojol, Youtuber hingga Freelancer, Legislator PKB Ini Usul Pembentukan RUU Pekerja GIG
-
Eks Danjen Kopassus Soenarko Santai Hadapi Wacana Abolisi: Kasus Makar Saya Cuma Rekayasa dan Fitnah
-
Pemerintah Bakal Kirim 500 Ribu TKI ke Luar Negeri Tahun Depan, Ini Syarat dan Sumber Rekrutmennya
-
5 Fakta Panas Kasus Ijazah Palsu Wagub Babel: Kampus Ditutup, Diperiksa 5 Jam Penuh