Suara.com - Mantan kontraktor teknik intelijen Amerika Serikat, Edward Snowden, kembali membuat geger dunia dengan membocorkan dokumen rahasia intelijen kepada publik.
Termutakhir, seperti dilansir AFP, Snowden memberikan dokumen rahasia kepada media berpengaruh di Jerman Der Spiegel, berisi fakta badan Intelijen luar negeri Jerman, Bundesnachrichtendienst (BND), memata-matai dan menyadap saluran komunikasi jurnalis di banyak negara.
Bahkan, BND setidaknya memunyai daftar nomor telepon, mesin telekopian (faximile; fax), dan surat elektronik (surel; email) milik 50 jurnalis serta kantor berita yang bisa mereka sadap. Aksi itu sudah dilakukan sejak tahun 1999.
Der Spiegel versi daring, Jumat (24/2/2017), mengungkapkan BND mematai-matai dan menyadap saluran telekomunikasi jurnalis serta redaksi sejumlah kantor berita besar seperti British Broadcasting Corporation (BBC), The New York Times, dan Reuters.
Dalam dokumen tersebut, BND diketahui menyadap saluran telepon jurnalis ketiga media itu yang berada di Afganistan. Hal yang sama juga dilakukan BND kepada wartawan Reuters di Pakistan dan Nigeria.
Tak hanya itu, dokumen yang dibocorkan Snowden mengungkap badan intelijen tersebut mampu menyadap telepon dan telekopian kantor pusat BBC di London, Inggris.
BND juga disebut memata-matai banyak jurnalis dan newsroom nasional di sejumlah negara. Misalnya surat kabar independen di Zimbabwe, Daily News, sebelum diktator Robert Mugabe melarang media itu terbit selama 7 tahun sejak 2003.
Aksi mematai-matai yang dilakukan BND turut menyasar kantor-kantor berita nasional yang berbasis di Kuwait, Lebanon, dan India. Selain itu, asosiasi jurnalis di Nepal dan Indonesia tak luput berada dalam “rumah kaca” BND.
Isi dokumen itu kontan membuat BBC mengakui kecewa dan mengecam BND. Mereka menilai, lembaga intelijen itu sudah menghina kebebasan pers.
Baca Juga: Fakta Spektakuler Kunjungan Raja Salman ke Indonesia
"Misi BBC adalah menyajikan berita serta informasi akurat kepada masyarakat seluruh dunia. Karenanya, jurnalis kami harus diberi kebebasan dan keamanan. Kami meminta setiap negara menghormati kebebasan pers," tegasnya.
Organisasi jurnalis Reporters without Borders cabang jerman, menganggap tindakan BND sebagai serangan besar terhadap kebebasan pers secara internasional.
"Ini adalah serangan terhadap kebebasan pers, dan dimensi baru pelanggaran konstitusional," tegas Ketua Reporters without Borders cabang jerman Christian Mihr.
BND sendiri, seperti diberitakan Der Speigel, hingga kekinian masih menolak memberikan komentar terkait terungkapnya aksi yang mereka lakukan terhadap awak media.
Berita Terkait
-
Asvi Warman Adam: Sejarah Pers Antara Tirto atau Abdoel Rivai
-
Tewas saat Meliput, Mensos Imbau Perusahaan Pers Jaga Jurnalisnya
-
Fotografer Koran Jakarta yang Meninggal saat Meliput Dimakamkan
-
Agar Jurnalis Tak Jadi Korban Terus, Ini Pesan LBH Pers
-
AJI Kecam Penganiayaan Tiga Jurnalis saat Liput Aksi 112
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Silsilah Keluarga Prabowo Subianto: Kakek Nenek Dimakamkan di Belanda
-
Pulang dari PBB, Prabowo Bawa Kabar Baik, Optimistis Solusi Gaza Segera Terwujud
-
Profil Nanik S Deyang: Petinggi BGN Nangis Bongkar Borok Politisi Minta Proyek MBG
-
Pendidikan Nanik S Deyang: Mantan Jurnalis yang Kini Jadi Petinggi Program MBG
-
Ironi di Muktamar X PPP; Partai Islam Ricuh, Waketum: Bagaimana Mau Mendapat Simpati Umat?
-
Kementerian BUMN Turun Kasta Jadi Badan, Bagaimana Nasib ASN dan Pegawainya?
-
Cara Ikut Daftar Komunitas Ojol Kamtibmas, Rekam Kejahatan Bonusnya Rp500 Ribu Per Orang
-
Baru Mendarat, Presiden Prabowo Langsung 'Sidang' Kepala BGN soal Keracunan MBG: Ini Masalah Besar!
-
Panggung Muktamar X PPP Berubah Jadi Ring Tinju, Sesama Kader Saling Serang di Depan Media
-
Drama Panas di Awal Muktamar X PPP: Adu Mulut 'Lanjutkan' vs 'Perubahan' Pecah Saat Mardiono Pidato