Suara.com - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menyebut dirinya bisa saja disandingkan dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pada Pilkada gubernur Jawa Barat tahun 2018, jika partai koalisi meminta hal tersebut.
"Bisa saja (disandingkan), semuanya masih mungkin, masih cair. Belum ada yang pasti menjadi Jabar 1 dan Jabar 2, kan sangat mungkin terjadi," kata Deddy di Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu (26/3/2017).
Bahkan diakuinya, saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo dirinya sempat bercanda jika disandingkan dengan Wali Kota Bandung tersebut, maka kursi menuju Jabar satu akan sangat mudah.
"Saya bercanda dengan Pak Jokowi kemarin beliau nanya bagaimana Pilgub. Menurut saya (kepada Joko Widodo) dari hasil survei saya dengan Kang Emil (Sapaan akrab Ridwan Kamil) tertinggi kalau kita bareng-bareng, jangan-jangan lawan kotak kosong," kata dia.
Meski begitu, lelaki yang akrab disapa Demiz ini, tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Tapi jika memang harus disandingkan dengan Ridwan Kamil, ia mengaku siap. Namun dengan catatan, tidak ada syarat apapun dari partai yang akan memberatkan dirinya.
"Ya ga apa-apa, tergantung nanti situasi, itukan usulan partai dari koalisi. Kalau ada janji-janji politik yang harus saya ikutin dan tidak bisa saya penuhi, saya tidak bisa juga (penuhi)," kata dia Sebelumnya, hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei Indo Barometer menyatakan elektabilitas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tertinggi dibandingkan 14 nama lainnya yakni sekitar 22 persen sebagai calon gubernur Jawa Barat 2018.
Jika ada 14 nama calon gubernur Jabar yang ditanyakan kepada responden, maka hasilnya Ridwan Kamil menempati posisi pertama yakni 22 persen, Deddy Mizwar diposisi kedua 14,1 persen, disusul Dede Yusuf 11,8 persen.
Selanjutnya Dedi Mulyadi 7,3 persen, Rieke Diah Pitaloka 2,4 persen dan yang belum menjawab 34,6 persen.
Menolak dengan syarat
Baca Juga: Gerindra Kecewa Ridwan Kamil Terima Jadi Cagub Jabar dari Nasdem
Deddy Mizwar mengaku akan menolak pinangan dari partai politik yang menuntut syarat kepada dirinya, jika dirasa tidak mungkin bisa ia penuhi.
"Mungkin saya menolak jika ada janji yang harus saya penuhi. Dari pada saya bohong mending tidak mau," kata Deddy.
Deddy menuturkan, sejauh ini dirinya sudah melakukan komunikasi politik dengan sejumlah Parpol dan tidak ada yang menuntut syarat-syarat seperti yang dilakukan Partai NasDem terhadap Ridwan Kamil.
Namun, lanjutnya, apabila nantinya terdapat partai yang mengajukan syarat, ia akan mengkajinya terlebih dahulu dan mempertimbangkannya secara matang. Menurut dia, sikap Ridwan Kamil yang menerima pengajuan syarat dari NasDem merupakan hak politiknya. Namun, ia merasa hal tersebut naif karena menerima syarat yang bisa saja tidak akan terpenuhi. Apalagi syarat ketiga yang berisi akan mendukung Joko Widodo dalam Pilpres 2019.
"Ini perjanjian yang sangat naif. Apakah yakin besok ada umur, ini kan orang bukan partai. Yakin ga Pak Jokowi masih hidup, atau diajukan partai lagi?" kata dia.
Sebelumnya, Partai NasDem mencalonkan Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil sebagai gubernur Jawa Barat 2018-2023 dengan tiga syarat. Syarat yang pertama, apabila warga memberikan amanah dan menjadikan Ridwan Kamil sebagai gubernur definitif maka dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan perannya sebagai pemimpin Ridwan Kamil harus menjadikan Jawa Barat sebagai benteng Pancasila yang melindungi seluruh warga.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
Terkini
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta