Suara.com - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Amin Mudzakkir tidak merisaukan desas-desus rencana aksi bertema Bela Al Quran pada Jumat (31/3/2017) di Jakarta. Kalaupun aksi itu benar-benar terjadi, menurutnya tujuannya cuma kepentingan pragmatis, bukan ideologis.
"Saya tidak khawatir, karena ini bukan tujuan-tujuan ideologis, tetapi pragmatis. Setelah 212 (aksi 2 Desember), ada isu makar kemudian mengecil. Jadi kelompok-kelompok ini tidak sungguh serius juga," katanya di D Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (29/3/2017).
Isu utama aksi yang digalang Forum Umat Islam yaitu menuntut Presiden Joko Widodo mencopot Ahok dari jabatan gubernur karena sudah berstatus terdakwa perkara dugaan penodaan agama.
Ketua Nurcholish Madjid Society M. Wahyuni Nafis menolak aksi tersebut. Wahyuni Nafis meminta kepolisian jangan bersikap tegas.
"Kalau saya Kapolri, saya akan tolak aksi itu. Tapi persoalannya, saya bukan Kapolri. Tapi kita lihat saja nanti, bagaimana model aksinya," kata Nafis.
Lebih jauh, pengamat politik Arbi Sanit menilai penggalangan massa untuk aksi anti calon gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menandakan bahwa mereka sebenarnya tidak dewasa. Padahal, saat ini, proses hukum terhadap perkara Ahok sedang berlangsung di pengadilan.
"Aksi ini membuka ruang bahwa kalau Ahok menang mereka ribut. Apalagi kalau Ahok menang pilkada, menang juga di pengadilan, kita tidak tahu aksinya akan seperti apa," kata Arbi Sanit.
Sebelum aksi Bela Al Quran 313, kelompok yang menuntut Ahok masuk penjara sudah beberapakali melakukan aksi turun ke jalan. Aksi paling besar dilakukan pada 4 November dan 2 Desember 2016. Aksi tersebut sangat berpengaruh.
Berita Terkait
-
Air Laut Nyaris Sejajar Tanggul Pantai Mutiara, Bisa Bikin Monas Kebanjiran?
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
OTT KPK di Banten: Jaksa Diduga Peras Animator Korsel Rp2,4 M, Ancam Hukuman Berat Jika Tak Bayar
-
Pesan Seskab Teddy: Kalau Niat Bantu Harus Ikhlas, Jangan Menggiring Seolah Pemerintah Tidak Kerja
-
OTT Bupati Bekasi, PDIP Sebut Tanggung Jawab Pribadi: Partai Tak Pernah Ajarkan Kadernya Korupsi
-
Jawab Desakan Status Bencana Nasional, Seskab Teddy: Pemerintah All Out Tangani Bencana Sumatra
-
Pramono Anung: UMP Jakarta 2026 Sedang Dibahas di Luar Balai Kota
-
Bantah Tudingan Pemerintah Lambat, Seskab Teddy: Kami Sudah Bergerak di Detik Pertama Tanpa Kamera
-
Jelang Mudik Nataru, Pelabuhan Bakauheni Mulai Dipadati Pemudik
-
Bupati Bekasi Diciduk KPK, Pesta Suap Proyek Terbongkar di Pengujung Tahun?
-
KPK Ungkap Ada Pihak yang Berupaya Melarikan Diri pada OTT di Kalsel
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya