Suara.com - Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai melakukan investigasi terhadap dugaan kasus malpraktik di Rumah Sakit Mas Mitra yang menewaskan seorang balita pada 2015.
"Kasus ini berlangsung pada 2015, dan saat itu saya belum menjabat Kepala Dinkes Kota Bekasi. Namun tetap kami lakukan investigasi atas dugaan kasus ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Kusnanto di Bekasi, Rabu (29/3/2017).
Pihaknya mengaku baru menerima laporan kasus itu pada Selasa (28/3/2017), sehingga pihaknya pun merasa berkepentingan untuk mendalami laporan itu.
RS Mas Mitra yang beralamat di Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi itu dilaporkan oleh orangtua pasien bernama Ira Rahmawati (30) 20 Maret 2017 terlibat dalam malpraktik yang menewaskan putrinya bernama Maudy Cendana Purba (3 bulan).
Dalam laporannya bernomor LP/1533/III/2017/PMJ/Dit.Reskrimsus, Ira melaporkan seorang dokter anak di rumah sakit tersebut berinisial AO ke Polda Metro Jaya melakukan malpraktik. Kusnanto mengatakan investigasi kasus itu dimulai oleh pihaknya pada Rabu (29/3/2017) dan hasilnya dijanjikan akan segera diumumkan kepada publik pascarampung.
"Hari ini sudah dilakukan investigasi, untuk sampai kapannya Investigasi, saya belum bisa kasih tahu, sekarang kita tunggu dulu penjelasan dari pihak RS Mas Mitra," katanya.
Kuasa hukum pelapor, Afrizal, mengatakan dokter AO diduga melakukan tindak pidana dengan melanggar Pasal 359 KUHP jo 84 ayat 2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
"Kami menduga ada kesalahan prosedural penanganan medis pada klien kami yang mengakibatkan pasien meninggal dunia," katanya.
Sementara itu, pihak RS Mas Mitra yang dimintai konfirmasi oleh sejumlah wartawan belum bersedia memberikan penjelasan terkait kasus itu.
Baca Juga: KPK Ultimatum Politisi Hanura Untuk Hadiri Sidang Kasus e-KTP
"Untuk ketemu Bagian Humas harus ada surat tugas dari kantor, dan setelah surat tugas diberikan nanti akan dijadwalkan untuk pertemuan," kata salah satu petugas di RS Mas Mitra.
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
Terkini
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre
-
Saksi Ahli Pidana Kubu Nadiem Beberkan Empat Syarat Penetapan Tersangka
-
Ayahnya Korupsi Rp26 Miliar, Anak Eks Walkot Cirebon Terciduk Maling Sepatu di Masjid
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Kementerian PU Audit Bangunan Pesantren Tua di Berbagai Provinsi
-
Kronologi Teror Bom di 2 Sekolah Elit Tangsel: Ancaman Datang Beruntun Lewat WA dan Email
-
Ajak Anak Muda Bertindak di LMS 2025, BBC Media Action Susun Strategi Jitu Atasi Isu Lingkungan
-
Viral Jejak Digital Ponpes Al Khoziny di Google Earth, Netizen: Bangunan Paling Gak Masuk Logika