Suara.com - Fraksi PKS DPR menyelenggarakan diskusi publik bertema Menolak Lupa: Peringati Mosi Integral M. Natsir Menghadirkan NKRI di ruang pleno FPKS, baru-baru ini. Nasir merupakan tokoh yang pernah memimpin Partai Masyumi.
Anggota Komisi X DPR Mustafa Kamal menilai bangsa ini belajar banyak dari sosok Natsir sebagai sosok yang lengkap sebagai seorang negarawan. Tidak hanya seorang politisi, tapi juga seorang pemikir, penulis, dan juga ideolog hadirnya NKRI.
“Semua kita belajar dari Masyumi, termasuk juga yang menjadi bagian dari kritiknya. Dia berpikir bukan untuk kepentingan keluarganya, kelompoknya, tapi untuk keumatan. Sosok pemikir, penulis, ideolog, aktivis, semua lengkap sebagai seorang negarawan,” kata Mustafa Kamal.
Salah satu yang menjadi bukti kenegarawanan Natsir adalah saat lahirnya Mosi Integral tahun 1950, kala Nasir memimpin Partai Masyumi.
Dalam kurun waktu itu, Natsir mengusulkan kepada seluruh partai dalam sidang pleno parlemen untuk mengembalikan keutuhan Bangsa Indonesia dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan suatu kesadaran penuh, pasca terpecah menjadi 17 negara bagian di bawah Republik Indonesia Serikat sebagai produk Konferensi Meja Bundar tahun 1949.
“Natsir mencoba berdiri di tengah antara kubu federalisme atau unitarisme, dengan lebih kedepankan persatuan Indonesia. Proposal ini diterima oleh seluruh partai,” kata Sekretaris Jenderal PKS.
Itu sebabnya, Mustafa Kamal menegaskan cara-cara perjuangan Natsir seperti itu adalah bentuk penghargaan terhadap konsensus yang prosesnya berlangsung secara konstitusional.
Sosok kenegarawanan Natsir juga ditunjukkan saat dia dibebaskan oleh Presiden Soeharto dari penjara pasca tahun 1966. Meskipun dibebaskan, kata Mustafa Kamal, hak-hak politik tetap dicabut oleh Presiden Soeharto.
Bahkan, Presiden Soeharto menggunakan kecermelangan Natsir untuk melakukan lobi-lobi politik di tingkat global.
“Meskipun kiprahnya tidak diakui juga, namun sosok kenegarawanan M.Natsir yang sederhana, santun, dan bernas sudah melekat dalam dirinya,” kata Alumni Fakultas Sastra UI Jurusan Sejarah.
Tag
Berita Terkait
-
Temui Menhan, PKS Sarankan Pendekatan Keamanan Manusia Komprehensif dalam Pertahanan Nasional
-
Temui Menhan Sjafrie, Elite PKS Sebut Jadi Kunjungan Istimewa: Kami Dapat Penjelasan Soal...
-
Usai Surya Paloh, Giliran Elite PKS Sambangi Menhan Sjafrie Sjamsoeddin di Kemenhan
-
Legislator PKS Desak Imigrasi Tolak Visa Atlet Israel masuk Indonesia Ikut Kejuaraan Senam Dunia
-
Momen Prabowo Sebut Nama Anies di Munas PKS, Ungkit Skor 11 dari 100: Dia yang Bantu Gue Menang!
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
Terkini
-
Menkeu Purbaya Masuk Bursa Cawapres Terkuat Kalahkan Dedi Mulyadi, PAN Malah Ragu Ajak Gabung?
-
Geger Mamberamo! Polisi Diserang Massa Pakai Parang dan Linggis, Tokoh Masyarakat Jadi Dalang?
-
Leher Ditebas usai Nyabu Bareng, Kronologi Berdarah Asep Bunuh Rekan di Jatinegara Jaktim
-
Geger Kabar Pertalite Bikin Motor Brebet di Jatim, Bahlil Turun Tangan Kirim Tim Khusus
-
Papua Memanas! Mapolres Mamberamo Raya Diserang Massa, Banyak Polisi jadi Korban, Apa Pemicunya?
-
Setnov Bebas Bersyarat, Arukki dan LP3HI Ajukan Gugatan ke PTUN Jakarta: Kecewa!
-
Swedia Ingin Kurangi Emisi Lewat Pajak Makanan Tak Ramah Lingkungan, Bisakah Ditiru?
-
Siswi MTs Sukabumi Akhiri Hidup, Isi Surat Ungkap Keinginan Pindah Sekolah karena Perilaku Teman
-
Dugaan Korupsi Whoosh Diusut KPK, PDIP: Bu Mega Sudah Ingatkan Sejak 2015
-
Yudo Sadewa Anak Menkeu Purbaya Kembali, Bawa Ramalan 'Ngeri': Dunia Dihantam Krisis Besar 2027-2032