Suara.com - Presiden Suriah Bashar Al Assad akhirnya angkat bicara mengenai tudingan angkatan perangnya memunyai dan menggunakan senjata kimia jenis sarin dalam peperangan melawan gerombolan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) maupun kelompok tentara bayaran lainnya.
Tuduhan tersebut, dilancarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump beserta negara sukutunya. Bahkan, berdasarkan tuduhan sepihak itu, Trump memerintahkan militernya membordarir basis militer Suriah memakai 60 rudal balistik. Menurut Trump, rudal itu ditembakkan sebagai balasan atas serangan senjata kimia tentara Suriah terhadap warga sipil di negeri tersebut.
Bashar, dalam wawancara khusus kepada Agence France-Presse (AFP), Kamis (13/4/2017) malam, mengakui Suriah pernah memunyai senjata kimia.
“Tapi, sejak tahun 2013, senjata kimia itu tak lagi ada, sudah kami serahkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa, sesuai kesepakatan. Karenanya, AS dan negara-negara Eropa pasti sudah tahu kami tak lagi punya senjata semacam itu,” tutur Bashar.
Ia mengatakan, berdasarkan fakta tersebut, AS sebenarnya tak memunyai alasan menuduh tentara Suriah sebagai dalang ledakan gas sarin di Idlib, pekan lalu, yang menyebabkan puluhan warga tewas.
Bashar menuturkan, senjata kimi yang meledak tersebut justru berasal dari gudang senjata milik pemberontak yang terbakar setelah dibombardir pesawat tempur pemerintah.
“Saya tegaskan, tak ada perintah melakukan serangan senjata kimia. Kami juga tak memunyai senjata seperti itu. Kalaupun kami masih memunyai senjata kimia, kami tak akan menggunakannya, apalagi untuk membunuh rakyat sendiri,” tutur pemimpin Partai Sosialis Arab Bath tersebut.
Bashar juga membantah klaim Menteri Pertahanan AS Jim Mattis, yang mengatakan serangan 60 rudal Tomahawk sudah melumpuhkan seperlima kekuatan pesawat tempur Suriah.
Baca Juga: Libur Panjang, Jalan Protokol Lengang
Ia menuturkan, tentaranya masih bisa berperang melawan gerombolan ISIS maupun pemberontak sokongan dunia Barat pascaserangan rudal tersebut.
”Kekuatan kami lumpuh karena rudal AS? Sama sekali tidak. Kemampuan untuk menyerbu teroris dan perongrong kedaulatan negeri serta rakyat kami yang merdeka, tak turun sedikit pun,” tandasnya.
Berita Terkait
-
Daily Mail Bayar Kompensasi Rp3,8 M Kepada Melania Trump
-
Assad: Serangan Kimia Rekayasa, Agar AS Bisa Serang Kami
-
Hakim Perempuan Muslim Pertama AS Tewas Mengambang di Sungai
-
Artis Alicia Keys Dianugerahi Penghargaan Amnesty International
-
Korut: Jika Penjajah AS Menyerbu, Kami Kirim Nuklir ke Washington
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
Terkini
-
Roy Suryo Klaim Ijazah Jokowi Tetap Palsu Usai Gelar Perkara Khusus
-
KPK Sebut Tak Targetkan 3 OTT Dalam Sehari: Transaksi Terjadi Bersamaan
-
Penanganan Bencana Sumatra Masuki Fase Transisi, Pembangunan Hunian Dikebut
-
Salurkan Beasiswa PIP di Curup, Ketua DPD RI: Presiden Sungguh-Sungguh Tingkatkan Kualitas SDM
-
UMP Sumut Tahun 2026 Naik 7,9 Persen Jadi Rp 3.228.971
-
KPK Prihatin Tangkap Sejumlah Jaksa dalam Tiga OTT Beruntun
-
Begini Kata DPP PDIP Soal FX Rudy Pilih Mundur Sebagai Plt Ketua DPD Jateng
-
Mendagri Tito Sudah Cek Surat Pemerintah Aceh ke UNDP dan Unicef, Apa Katanya?
-
Terjebak Kobaran Api, Lima Orang Tewas dalam Kebakaran Rumah di Penjaringan!
-
Kayu Gelondongan Sisa Banjir Sumatra Mau Dimanfaatkan Warga, Begini Kata Mensesneg