Suasana Debat Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4/2017). [Suara.com/Oke Atmaja]
Survei mutakhir yang dilakukan internal tim sukses pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat menunjukkan elektoral Ahok-Djarot berada di atas pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
"Survei internal menunjukkan suara Ahok-Djarot telah menyalip perolehan dukungan Anies-Sandiaga. Namun perolehan Ahok-Djarot, menurut survei itu, masih di bawah 50 persen dan masih berada dalam rentang margin error," ujar juru bicara timses Ahok-Djarot, Raja Juli Antoni, Jumat (14/4/2017).
Survei internal menemukan ada tiga faktor yang dapat mengakibatkan Ahok-Djarot kalah.
Pertama karena faktor petugas penyelenggara pilkada yang tidak netral.
Raja mencontohkan kasus pemberian sanksi Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu kepada Ketua KPUD Jakarta Sumarno karena dianggap tidak menjalin komunikasi dengan tim pasangan Ahok-Djarot sehingga acara acara penetapan pasangan cagub-cawagub di Hotel Borobudur, Jakarta, 4 Maret 2017, berlangsung terlambat dari jadwal.
"Sanksi DKPP kepada ketua KPU adalah peringatan serius agara KPU bekerja secara independen, netral dan tidak berpihak," kata Raja.
Belajar dari pengalaman pilkada putaran pertama, Raja meminta KPUD memastikan panitia pemungutan suara di TPS melaksanakan tugas dengan baik agar semua pendukung Ahok-Djarot dapat menggunakan hak pilih.
"Jangan sampai undangan (C6) tidak sampai kepada pendukung kami yang kemudian dijadikan alasan untuk tidak memilih atau boleh memilih pada jam terakhir namun ternyata surat suara habis," kata dia.
Kedua, karena politik uang yang dituduhkan kepada Ahok-Djarot.
"Sudah banyak laporan masuk bahwa basis Ahok-Djarot diserang pembagian sembako dengan alasan pasar murah. Nampaknya praktik money politics akan semakin gencar dilakukan menjelang tanggal 19 April," tuturnya.
Raja meminta pengawas pemilu menjalankan tugas semaksimal mungkin.
"Kami meminta Bawaslu untuk tegas mengawasi lapangan jelang pemilihan agar proses demokrasi tidak dicederai hal kotor semacam itu," ucap Raja.
Ketiga, karena intimidasi terhadap pendukung Ahok-Djarot dengan menggunakan isu SARA.
"Masih banyak forum-forum pengajian dan rumah ibadah yang dipergunakan untuk mengintimidasi pemilih Ahok-Djarot dengan mempergunakan isu SARA. Rizieq Shihab salah seorang pendukung utama Anies-Sandi di cermahnya terakhir di Surabaya mengajak para pendukungnya, pesilat dan jawara untuk datang ke Jakarta dengan alasan pengamanan yang sebenarnya merupakan bagian dari intimidasi," katanya.
Raja meyakini pendukung Ahok-Djarot dapat melawan intimidasi. Tapi, Raja tetap meminta aparat keamanan mengantisipasi adanya intimidasi.
"Namun saya percaya pendukung Ahok-Djarot sudah kuat melawan intimidasi dari hari ke hari. Saya berharap pihak keamanan dapat mengantipasi intimidasi dan teror yang akan menciderai proses demokrasi," katanya.
"Survei internal menunjukkan suara Ahok-Djarot telah menyalip perolehan dukungan Anies-Sandiaga. Namun perolehan Ahok-Djarot, menurut survei itu, masih di bawah 50 persen dan masih berada dalam rentang margin error," ujar juru bicara timses Ahok-Djarot, Raja Juli Antoni, Jumat (14/4/2017).
Survei internal menemukan ada tiga faktor yang dapat mengakibatkan Ahok-Djarot kalah.
Pertama karena faktor petugas penyelenggara pilkada yang tidak netral.
Raja mencontohkan kasus pemberian sanksi Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu kepada Ketua KPUD Jakarta Sumarno karena dianggap tidak menjalin komunikasi dengan tim pasangan Ahok-Djarot sehingga acara acara penetapan pasangan cagub-cawagub di Hotel Borobudur, Jakarta, 4 Maret 2017, berlangsung terlambat dari jadwal.
"Sanksi DKPP kepada ketua KPU adalah peringatan serius agara KPU bekerja secara independen, netral dan tidak berpihak," kata Raja.
Belajar dari pengalaman pilkada putaran pertama, Raja meminta KPUD memastikan panitia pemungutan suara di TPS melaksanakan tugas dengan baik agar semua pendukung Ahok-Djarot dapat menggunakan hak pilih.
"Jangan sampai undangan (C6) tidak sampai kepada pendukung kami yang kemudian dijadikan alasan untuk tidak memilih atau boleh memilih pada jam terakhir namun ternyata surat suara habis," kata dia.
Kedua, karena politik uang yang dituduhkan kepada Ahok-Djarot.
"Sudah banyak laporan masuk bahwa basis Ahok-Djarot diserang pembagian sembako dengan alasan pasar murah. Nampaknya praktik money politics akan semakin gencar dilakukan menjelang tanggal 19 April," tuturnya.
Raja meminta pengawas pemilu menjalankan tugas semaksimal mungkin.
"Kami meminta Bawaslu untuk tegas mengawasi lapangan jelang pemilihan agar proses demokrasi tidak dicederai hal kotor semacam itu," ucap Raja.
Ketiga, karena intimidasi terhadap pendukung Ahok-Djarot dengan menggunakan isu SARA.
"Masih banyak forum-forum pengajian dan rumah ibadah yang dipergunakan untuk mengintimidasi pemilih Ahok-Djarot dengan mempergunakan isu SARA. Rizieq Shihab salah seorang pendukung utama Anies-Sandi di cermahnya terakhir di Surabaya mengajak para pendukungnya, pesilat dan jawara untuk datang ke Jakarta dengan alasan pengamanan yang sebenarnya merupakan bagian dari intimidasi," katanya.
Raja meyakini pendukung Ahok-Djarot dapat melawan intimidasi. Tapi, Raja tetap meminta aparat keamanan mengantisipasi adanya intimidasi.
"Namun saya percaya pendukung Ahok-Djarot sudah kuat melawan intimidasi dari hari ke hari. Saya berharap pihak keamanan dapat mengantipasi intimidasi dan teror yang akan menciderai proses demokrasi," katanya.
Komentar
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Dulu Digugat, Kini Aset Harvey Moeis dan Koleksi Sandra Dewi Siap Dilelang Kejagung!
-
Diungkap AHY, Prabowo Akan Bahas Restrukturisasi Utang Whoosh di Istana
-
Dishub DKI Bantah Warga Habiskan 30% Gaji untuk Transportasi: Nggak Sampai 10 Persen!
-
Sembunyi di Plafon dan Jatuh, Sahroni Ungkap Detik-detik Mencekam Penjarahan Rumahnya
-
Manuver Projo Merapat ke Gerindra: Rocky Gerung Sebut 'Gempa Bumi Politik' dan Minta Media Bongkar
-
Usai Jebol Bikin Banjir, Pramono Mau Kunjungi Tanggul Baswedan Besok
-
Tragis! Polisi Tewas di Tangan Pemabuk, Kronologi Ngeri Kasus Brigadir Abraham
-
Harta Karun Harvey Moeis-Sandra Dewi Siap Dilelang! Cek Daftar Rumah Mewah hingga Perhiasannya
-
Ahli Media Sosial di Sidang MKD Soroti Penyebaran Hoaks Cepat dan Respons Lambat DPR
-
Bahlil Temui Prabowo, Minta Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Sudah Sangat Layak