Suara.com - Fahmi Shahab, pencipta dan penyanyi lagu Kopi Dangdut, akhirnya melaporkan Tim Pemenangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat ke Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya, pada Jumat (14/4/2017).
Fahmi datang didampingi oleh kuasa hukumnya, Johanes Simanjuntak. Dalam pelaporan itu, Fahmi disebut merasa dirugikan secara materil maupun imateril atas penayangan lagu Kopi Dangdut yang disiarkan di salah satu stasiun televisi swasta.
Pihak Fahmi menduga, lagu Kopi Dangdut ciptaannya telah diubah lirik lagunya, tanpa seizin Fahmi sebagai pencipta lagu tersebut.
Pengacara Fahmi, Johanes Simanjuntak mengatakan, pihaknya sebelum melaporkan ke polisi sebenarnya sudah coba melakukan mediasi. Mereka mengklaim telah mendatangi stasiun TV swasta yang menayangkan lagu tersebut, begitu juga Tim Pemenangan Ahok-Djarot.
"Itu nggak ada sama sekali respon dari yang bersangkutan. Oleh karena itu, kami dengan Pak Fahmi melaporkan persoalan ini kepada pihak yang berwajib," kata Johanes di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (14/4).
Sementara itu, Fahmi sendiri menyayangkan lagu ciptaannya diubah liriknya secara total dengan konten kampanye Ahok-Djarot.
"Itu lirik aslinya diganti. (Jadi) Lirik versi dia. Ya, kayak 'Pilihlah Ahok-Djarot nomor dua'. Kayak gitulah," ujar Fahmi dengan nada protes.
Adapun barang bukti yang disertakan oleh pihak Fahmi dalam laporan ini antara lain berupa compact disc (CD), teks lagu yang diubah, serta surat hak cipta.
Dalam laporannya, Fahmi melaporkan dua terlapor, yakni Tim Pemenangan Ahok-Djarot, serta PT Citra Mega Swara Televisi atas dugaan pelanggaran Hak Cipta dengan nomor laporan LP/1864/IV/2017/PMJ/Ditreskrimsus. Pihak terlapor disangkakan dengan pasal 9 jo Pasal 113 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
Sementara itu, beberapa situs sempat mengulas bahwa lagu Kopi Dangdut sendiri diduga bukan asli ciptaan Fahmi, melainkan justru juga saduran (jiplakan) dari lagu lawas internasional. Lagu dimaksud adalah Moliendo Cafe, karya musisi Venezuela Jose Manzo Perroni serta Hugo Blanco yang dibuat pada 1958 dan mulai populer di berbagai penjuru dunia sejak 1961.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor
-
Urai Penumpukan Roster CPMI Korea Selatan, Menteri Mukhtarudin Siapkan Langkah Strategis
-
KPK Kecolongan, Apa yang Dibocorkan Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Kuota Haji?
-
Bukan Program, Ini Arahan Pertama Presiden Prabowo untuk Menko Polkam Barunya