Basuki Tjahaja Purnama menyambangi markas Slank di Jalan Potlot, Duren Tiga, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (13/4/2017). [suara.com/Dwi Bowo Raharjo]
Kubu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat merasa diserang dengan isu membagi-bagikan sembako kepada warga menjelang pilkada Jakarta, Rabu (19/4/2017).
"Dua hari ini kami difitnah, katanya secara masif bagi-bagi sembako. Padahal, jelas timses Ahok-Djarot tidak pernah lakukan itu," ujar juru bicara tim sukses Ahok-Djarot, Raja Juli Antoni, Senin (17/4/2017).
Menurut Raja Juli semenjak terjun ke dunia politik, Ahok anti terhadap politik uang demi mendapatkan kedudukan.
"Dari sejak awal clear, instruksi Ahok tidak boleh main politik uang," kata dia.
Raja Juli mengimbau masyarakat untuk melaporkan temuan politik uang ke badan pengawas pilkada, terutama yang dilakukan oleh orang-orang yang mengenakan seragam kotak-kotak khas kampanye Ahok-Djarot.
"Mudah sekali orang pakai baju kotak-kotak menamakan timses Ahok-Djarot. Bisa jadi ini strategi lawan," kata dia.
Raja Juli kemudian menyindir video yang menunjukkan calon gubernur Jakarta nomor urut tiga Anies Baswedan tengah membagi-bagikan sembako kepada warga.
"Sementara itu, kami menemukan video dimana Anies yang langsung turun tangan bagi-bagi sembako. Belum ada kekuasaan saja sudah begini. Apalagi kalau nanti jadi gubernur?" kata Raja Juli.
Tapi, juru bicara kubu Anies-Sandiaga, Edriana Noerdin, segera mengklarifikasi video yang tersebut.
"Hari ini saya baru saja mendapat tautan video Mas Anies menghadiri kegiatan pasar murah, penjualan sembako yang dilakukan oleh relawan," kata Edriana.
Edriana menuding video tersebut sengaja dibesar-besarkan kubu Ahok-Djarot untuk tujuan mengalihkan perhatian dari isu pembagian sembako yang dilakukan pendukung Ahok-Djarot.
"Perlu diketahui, kegiatan pasar murah yang telah dihadiri mas Anies itu jauh sebelum pilkada putaran pertama bulan Februari yang lalu yaitu pada tanggal 22 Desember 2016," ujar Edriana.
"Dua hari ini kami difitnah, katanya secara masif bagi-bagi sembako. Padahal, jelas timses Ahok-Djarot tidak pernah lakukan itu," ujar juru bicara tim sukses Ahok-Djarot, Raja Juli Antoni, Senin (17/4/2017).
Menurut Raja Juli semenjak terjun ke dunia politik, Ahok anti terhadap politik uang demi mendapatkan kedudukan.
"Dari sejak awal clear, instruksi Ahok tidak boleh main politik uang," kata dia.
Raja Juli mengimbau masyarakat untuk melaporkan temuan politik uang ke badan pengawas pilkada, terutama yang dilakukan oleh orang-orang yang mengenakan seragam kotak-kotak khas kampanye Ahok-Djarot.
"Mudah sekali orang pakai baju kotak-kotak menamakan timses Ahok-Djarot. Bisa jadi ini strategi lawan," kata dia.
Raja Juli kemudian menyindir video yang menunjukkan calon gubernur Jakarta nomor urut tiga Anies Baswedan tengah membagi-bagikan sembako kepada warga.
"Sementara itu, kami menemukan video dimana Anies yang langsung turun tangan bagi-bagi sembako. Belum ada kekuasaan saja sudah begini. Apalagi kalau nanti jadi gubernur?" kata Raja Juli.
Tapi, juru bicara kubu Anies-Sandiaga, Edriana Noerdin, segera mengklarifikasi video yang tersebut.
"Hari ini saya baru saja mendapat tautan video Mas Anies menghadiri kegiatan pasar murah, penjualan sembako yang dilakukan oleh relawan," kata Edriana.
Edriana menuding video tersebut sengaja dibesar-besarkan kubu Ahok-Djarot untuk tujuan mengalihkan perhatian dari isu pembagian sembako yang dilakukan pendukung Ahok-Djarot.
"Perlu diketahui, kegiatan pasar murah yang telah dihadiri mas Anies itu jauh sebelum pilkada putaran pertama bulan Februari yang lalu yaitu pada tanggal 22 Desember 2016," ujar Edriana.
Di BSI, Jalan Outer Ring Road, Cengkareng, Jakarta Barat, Sandiaga menyayangkan adanya informasi yang menyebutkan sebuah rumah dinas anggota dewan pendukung Ahok - Djarot dipakai untuk menampung sembako.
"Yang saya dapat itu sudah masif di Kalibata, di komplek DPR RI dijadikan gudang (sembako). Astaghfirullah," kata Sandiaga.
"Yang saya dapat itu sudah masif di Kalibata, di komplek DPR RI dijadikan gudang (sembako). Astaghfirullah," kata Sandiaga.
Rumah yang dimaksud Sandiaga yaitu rumah salah satu anggota DPR Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Komentar
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
Ada Siswa Dibully hingga Meninggal, Kepala Sekolah SMPN 19 Tangsel Didesak Mengundurkan Diri
-
Sepekan Pasca-Ledakan, SMAN 72 Jakarta Mulai Gelar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
-
Celoteh Akademisi Soal MK: Penugasan Polisi Aktif ke Luar Instansi Dibolehkan, Kok Bisa?
-
Polda Metro Bentuk 'Polisi Siswa Keamanan', Apa Peran dan Tujuannya?
-
Kaesang Blak-blakan Target PSI di Pemilu 2029: Ini Momentum Pembuktian Kami!
-
Pegawai Bandara Soetta Dalangi Penipuan Lowongan Pilot, Raup Rp1,3 Miliar dari Korban
-
Mahfud MD: Utang Whoosh Wajib Dibayar, tapi Korupsi Harus Tetap Diusut KPK
-
PSI Tegaskan Posisi: Tetap Pro-Jokowi dan Siap Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran
-
Dasco: DPR Kaji Putusan MK soal Anggota Polri Tak Boleh Duduki Jabatan Sipil
-
Kontroversial! Mahasiswa Diskorsing Usai Rencanakan Diskusi 'Soeharto Bukan Pahlawan' di Kampus