Suara.com - “Kalau kebenaran adalah wanita—lalu apa? Apakah tidak ada alasan untuk curiga bahwa semua filsuf, sangat tidak tahu tentang wanita?” begitulah Friedrich Nietzsche, filsuf pencuriga asal Jerman, memulai karya seminalnya berjudul “Jenseits von Gut und Böse: Vorspiel einer Philosophie der Zukunft.”
Nietzsche yang dikenal dengan gaya aforisme (pernyataan yang padat dan ringkas tentang sikap hidup atau kebenaran umum), menyepadankan kebenaran dengan sosok perempuan. Bagi masyarakat yang masih memegang teguh prinsip patriarkal, tentu hal tersebut tak bisa dibenarkan.
Namun, setidaknya di Indonesia, aforisme “kebenaran adalah perempuan” memunyai wujudnya semisal Raden Ajeng Kartini. Ia dianggap sebagai suatu versi kebenaran mengenai ketidakadilan terhadap masyarakat dan perempuan pada era kolonial.
Kekinian, hari lahir Kartini, 21 April, selalu diperingati secara meriah oleh warga di seantero Nusantara. Perempuan yang masih berstatus pelajar, diminta memakai beraneka ragam pakaian khas pada Hari Kartini. Begitu pula perempuan yang sudah bekerja.
Tak ketinggalan, berbagai perlombaan dan pesta digelar demi menghargai Kartini. Bahkan, tak sedikit pula perusahaan-perusahaan memakai Hari Kartini untuk mengundang banyak pembeli bagi produknya. “Promo Hari Kartini” atau “Diskon Hari Kartini”, begitulah.
Tapi, di tengah hiruk pikuk peringatan Hari Kartini yang gemerlap tersebut, ada Ibu Patmi, perempuan petani di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah, yang meninggal dunia saat memperjuangkan agar kampung halamannya tak tergerus oleh pabrik semen PT Semen Indonesia.
Ibu Patmi meninggal sehari setelah selesai mengikuti aksi mengecor kaki pakai semen di depan Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/3/2017).
Wafatnya menuai simpati dari banyak kalangan di daerah Indonesia. Tapi, kematiannya belum mampu menggugah para penguasa untuk tak merusak alam dan lahan pencarian para petani di lereng Gunung Kendeng.
Baca Juga: Man City Keok Lagi, Kali Pertama Guardiola 'Puasa' Gelar
Patmi, bukan satu-satunya penerus trah perjuangan Kartini. Terdapat banyak “Kartini” yang meski tak seterkenal si Raden Ajeng, tetap diakui sebagai perempuan tangguh dan mampu melawan ketidakadilan. Salah satunya adalah Marsinah.
Marsinah adalah perempuan buruh PT Catur Putra Surya (CPS) Sidoarjo. Ia ditemukan sudah tak bernyawa, 8 Mei 1993, setelah dinyatakan hilang selama tiga hari sebelumnya.
Tragis, Jenazahnya ditemukan dibuang di hutan Dusun Jegong, Nganjuk, Jawa Timur. Melalui visum, ditemukan banyak tanda penyiksaan, termasuk di bagian kelamin Marsinah.
Kisah Tragis Marsinah bermula pada awal 1993. Persisnya ketika Gubernur Jawa Timur kala itu mengeluarkan surat edaran berisi imbauan agar pengusaha menaikkan upah buruhnya. Surat tersebut menjadi dasar buruh PT CPS untuk menuntut kenaikan upah.
Mereka lantas menggelar aksi massa tanggal 3 dan 4 Mei. Marsinah menjadi motor penggerak aksi tersebut.
Selang sehari, 5 Mei, 13 buruh yang ikut demonstrasi diinterogasi di markas Kodim Sidoarjo. Mereka dipaksa mengundurkan diri dari perusahaan, karena dianggap menggelar rapat gelap dan menghalang-halangi rekannya masuk kerja.
Berita Terkait
-
Ini 'Kunci' Perempuan Bisa Emban Berbagai Peran Sekaligus
-
Hari Kartini, Begini Cara TAUZIA Hotels Manjakan Perempuan
-
Interview: Luna Maya Tampilkan 20 Sosok Kartini Masa Kini
-
Survei: Hanya 20 Persen Perempuan Bekerja di Bidang Teknologi
-
Mensos: Filsafat Keagamaan dan Kebhinekaan Kartini Sangat Dalam
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
DPR Desak Penghentian Sementara PSN Kebun Tebu Merauke: Hak Adat Tak Boleh Dikorbankan
-
Usai Pecat Anggota DPRD Gorontalo, PDIP Beri Pesan: Jangan Cederai Hati Rakyat!
-
Mahasiswa Green Leadership Academy Tanam Semangat Baru di Tabung Harmoni Hijau
-
Profil Alvin Akawijaya Putra, Bupati Buton Kontroversial yang Hilang Sebulan saat Dicari Mahasiswa
-
Mendagri Tito Sebut Bakal Ada 806 SPPG Baru: Lahannya Sudah Siap
-
'Warga Peduli Warga', 98 Resolution Network Bagikan Seribu Sembako untuk Ojol Jakarta
-
Perlindungan Pekerja: Menaker Ingatkan Pengemudi ODOL Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan
-
Gerakan Cinta Prabowo Tegaskan: Siap Dukung Prabowo Dua Periode, Wakil Tak Harus Gibran
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi