Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memimpin upacara Peringatan Hari Kartini ke-148 di Alun-alun Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Jumat (21/4/2017).
Mendampingi Mensos adalah Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial Hartono Laras, Bupati rembang Abdul Hafidz, diikuti lebih dari 1.500 peserta. Tema Hari Kartini kali ini adalah "Dengan Semangat Kartini Kita Tingkatkan Kualitas Keluarga Dalam Mewujudkan Generasi Tangguh dan Berakhlak Mulia."
"Sebagaimana pemikiran Kartini bahwa kebangkitan seseorang ditandai dengan kebangkitan cara berpikir dan pendidikan yang baik maka momentum ini memberi pesan kepada kita bahwa meningkatnya kualitas perempuan Indonesia mendorong meningkatnya kualitas keluarga. Hal ini merupakan salah satu langkah strategis untuk memajukan bangsa dan negara," katanya.
Khofifah mengungkapkaan Kartini tidak menuntut persamaan hak dalam segala bidang, ia hanya menuntut agar perempuan diberi hak untuk mendapatkan pendidkan yang layak. Pendidikan yang layak bagi perempuan memungkinkan mereka memiliki kesempatan lebih baik untuk mendapatkan akses di berbagai bidang dalam kehidupan dan lingkungan
Untuk itu, Mensos meminta seluruh pemangku kepentingan memberikan akses yang lebih baik kepada perempuan terutama yang tinggal di pelosok daerah teroencil, tertinggal, terluar dan perbatasan untuk memperoleh pendidikan dan kehidupan yang layak dan lebih baik sehingga memungkinkan lahirnya generasi unggul di masa depan.
Selain pendidikan, lanjut Mensos, Kartini juga bertekad menjadi muslimah yang baik sebagaimana bunyi surah Albaqarah ayat 257 yaitu Minazh zhulumaati ilan nuur (dari gelap menuju cahaya), yang tercermin dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang.
"Filsafat keagamaan dan kebhinekaan Kartini sangat dalam sekali. Saya bisa memahami hal ini karena dia juga santri dari kyai Soleh Darat guru Pendiri Nahdlatul Ulama KH. Hasyim Asy'ary dan juga guru pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan. Mungkin sosok spiritualitas Kartini tidak banyak muncul, namun hari ini kita bisa menjadikan referensi membangun Islam yang Rahmatan Lil Alamin yaitu Islam yang damai dan penuh kasih," paparnya.
Kartini lahir di Mayong, Jepara 21 April 1879. Ia meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun. Berdasarkan Keputusan Presiden No 108 tahun 1964 maka pada 2 Mei 1964 Kartini dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Usai memimpin upacara, dalam rangkaian kunjungannya Mensos menyerahkan kaki palsu dan kursi roda kepada sejumlah penyandang disabilitas dan meresmikan makam R.A. Kartini sebagai Destinasi Wisata Ziarah Nasional.
Baca Juga: Mensos Khofifah Buka Pameran Buku The Big Bad Wolf Book Sale 2017
Selanjutnya Mensos beserta rombongan melakukan ziarah ke makam R.A. Kartini . Dari lokasi makam, Mensos bertolak ke Pabrik PT Semen Indonesia dan PT Semen Gresik, Tbk untukbmenyerahkan beasiswa kepada anak-anak yang tinggal di sekitar Pabrik Semen Indonesia, meresmikan 5 taman bacaan dan 1.000 Al Quran untuk panti asuhan, pondok pesantren, dan masjid di sekitar pabrik.
"Di Hari Kartini ini saya mengajak generasi muda meneladani semangat dan nilai-nilai kepahlawanan dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sesuai profesi dan kemampuan masing-masing. Jadilah Kartini masa kini, Kartini yang tangguh, memiliki wawasan ke depan, memiliki kepedulian terhadap sesama, Kartini yang mampu menjaga keluarganya dan mencetak anak-anak Indonesia menjadi anak-anak yang membanggakan," tutup Khofifah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu