Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberlakukan darurat militer di kawasan Pulau Mindanao bagian selatan, Selasa (23/5/2017), menyusul baku tembak antara pasukan keamanan Filipina dengan militan pro-ISIS di Kota Marawi.
Pemberlakuan darurat militer disampaikan juru bicara Duterte dalam sebuah konferensi pers di Moskow, Rusia. Kebetulan, Duterte sedang dalam kunjungan kerja ke negara tersebut.
“Mulai pukul 10.00 malam waktu Manila, Duterte memberlakukan darurat militer di seluruh Pulau Mindanao,” kata juru bicara Duterte Ernesto Abella dalam tayangan televisi.
Abella mengatakan, darurat militer akan berlangsung selama 60 hari, sesuai dengan batas konstitusional pemberlakuan undang-undang tersebut.
Darurat militer terbilang isu sensitif di kalangan masyarakat Filipina. Pasalnya, darurat militer pernah diberlakukan oleh diktator Filipina di masa lampau, Ferdinand Marcos. Dengan darurat militer tersebut, Marcos berhasil mempertahankan kekuasaannya selama dua dekade. Ia digulingkan rakyat pada tahun 1986.
Mindanao terdiri atas satu pulau besar dan beberapa pulau lain yang lebih kecil. Kawasan tersebut dihuni sekitar 20 juta orang, di mana sepertiganya merupakan pemeluk agama Katholik.
Abella mengatakan, Duterte akan mempersingkat kunjungannya ke Moskow dan segera kembali ke Filipina.
Sebelumnya diberitakan, pasukan keamanan terlibat pertempuran sengit dengan puluhan militan pro-ISIS di Marawi. Marawi, kota berpenduduk 200 ribu orang tersebut berjarak 800 kilometer dari Manila, ibu kota Filipina.
Seorang polisi dan dua tentara tewas dalam pertempuran tersebut. Pertempuran berawal dari penyerbuan polisi dan tentara ke sebuah rumah yang disinyalir menjadi tempat persembunyian Isnilon Hapilon, pemimpin Abu Sayyaf merangkap pemimpin ISIS cabang Filipina.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyediakan hadiah 5 juta Dolar bagi siapapun yang bisa ‘menyerahkan kepala’ Hapilon. Hapilon diklaim sebagai pelaku teror terhadap warga negara AS, termasuk penculikan 3 warga negara AS pada tahun 2001, di mana dua diantaranya dibunuh.
Pengamat keamanan mengatakan, Hapilon selama ini berupaya menyatukan kelompok-kelompok militan di Filipina yang menyatakan kesetiaannya kepada ISIS. Salah satunya adalah kelompok Maute yang bermarkas di dekat Marawi.
Abu Sayyaf, Maute, dan kelompok garis keras lainnya mengklaim ingin mendirikan sebuah kekhalifahan Islam di Filipina selatan untuk ISIS. (AFP)
Berita Terkait
-
Kalahkan Filipina 3-0, Rivan Nurmulki Jaga Asa Medali Emas Voli SEA Games
-
Timnas Voli Indonesia Bidik Juara Grup B, Siap Lawan Siapa Pun di Semifinal SEA Games 2025
-
Peluang Terakhir Megawati Cs, Hadapi Filipina di Perebutan Perunggu SEA Games 2025
-
SEA Games 2025 dan Skuat Mewah Indonesia yang Tersia-Siakan Potensi Terbaiknya
-
Indra Sjafri Disorot Usai Juara Bertahan Tumbang, Pilih Acuhkan Sindiran Publik
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Sejarah Baru, Iin Mutmainnah Dilantik Jadi Wali Kota Perempuan Pertama di Jakarta Sejak 2008
-
Yusril Beri 33 Rekomendasi ke 14 Kementerian dan Lembaga, Fokus Tata Kelola Hukum hingga HAM Berat
-
Cerita Polisi Bongkar Kedok Klinik Aborsi di Apartemen Basura Jaktim, Janin Dibuang di Wastafel
-
Telepon Terakhir Anak 9 Tahun: Apa Pemicu Pembunuhan Sadis di Rumah Mewah Cilegon?
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar
-
Beda dengan SBY saat Tsunami Aceh, Butuh Nyali Besar Presiden Tetapkan Status Bencana Nasional
-
Kronologi Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, Telepon Panik Jadi Awal Tragedi Maut
-
Gubernur Bobby Nasution Serahkan Bantuan KORPRI Sumut Rp2 Miliar untuk Korban Bencana
-
Gubernur Bobby Nasution Siapkan Lahan Pembangunan 1.000 Rumah untuk Korban Bencana