Suara.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo masih menunggu proses hukum yang ditempuh jaksa sebelum melantik Djarot Saiful Hidayat menjadi gubernur definitif menggantikan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang telah mundur karena dihukum dalam kasus penistaan agama.
"Saya semalam sudah ketemu dengan pak Jaksa Agung, minta kepastian ya atau tidak. Kan jangan sampai Pak Ahok sudah menerima, tapi jaksanya belum menerima. Ini nanti justru akan menghambat proses jabatan definitif wagub menjadi gubernur," kata Tjahjo di kantor BPK, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (29/5/2017).
Saat ini, jaksa penuntut umum melanjutkan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta atas keputusan majelis hakim dalam kasus Ahok, meskipun Ahok sudah mencabut memori banding.
Tjahjo belum tahu apakah jika banding yang diajukan jaksa dikabulkan pengadilan, otomatis mengurangi masa tahanan Ahok atau justru menambah masa tahanan.
"Karena bandingnya kan banding apa, banding minta diperberat atau banding banding minta diperingan kan belum tahu," ujar Tjahjo.
Tjahjo mengatakan hingga kini belum menerima surat dari DPRD DKI Jakarta terkait rencana pelantikan Djarot. Tjahjo menduga DPRD juga menunggu keputusan proses hukum yang masih ditempuh jaksa.
"Mungkin DPRD menunggu dari jaksa juga. Tapi (pelantikan) semakin cepat semakin bagus ya," kata Tjahjo.
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Sumarsono sudah berkomunikasi dengan DPRD agar segera melakukan sidang paripurna untuk membahas surat pemunduran diri Ahok sebagai gubernur Jakarta. Dan sudah adanya keputusan hukum tetap terhadap Ahok.
"Dasar itulah nanti yang akan kami sampaikan ke Mensesneg untuk segera dikeluarkan Kepres terkait pemberhentian pak Ahok. Sehingga kami bisa melanti Plt Wagub sampai Oktober, karena tugas gubernur nanti yang dijabat oleh Pak Djarot singkat, untuk mempersiapkan pelantikan pak Anies dan pak Sandiaga uno dengan baik," kata Tjahjo.
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
-
Dari Rival Sengit Jadi Kawan Koalisi? Anies Baswedan Jawab Soal Potensi 'Duet' dengan Ahok
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
Terkini
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum
-
Gelar Pahlawan untuk Soeharto, KontraS: Upaya Cuci Dosa Pemerintah
-
Ketua BAM DPR Aher Janji UU Ketenagakerjaan Baru akan Lebih Baik Usai Temui Buruh KASBI
-
Lewat Kolaborasi dengan Iko Uwais di Film TIMUR, BNI Dukung Industri Film Nasional
-
Internet di Indonesia Masih Belum Merata, Kolaborasi Infrastuktur adalah Jalan Pintasnya
-
Aksi Buruh KASBI di DPR Bubar Usai Ditemui Aher, Janji Revisi UU Ketenagakerjaan
-
Komoditas Nikel Indonesia Menguat, Hilirisasi Jadi Kunci
-
Bahlil Sarankan Mantan Presiden Dapat Anugerah Gelar Pahlawan Nasional, Termasuk Soeharto
-
Ajukan PK, Adam Damiri Akan Hadirkan Enam Ahli di Sidang Asabri